BERITABUANA.CO, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto terlihat ingin membangun kepemimpinan nasional yang efektif dan solid. Hal itu agar manfaatnya bisa dirasakan publik secara langsung.
Demikian dikemukakan Ketua Bidang Jaringan dan Kerjasama Lembaga (Jasama) DPN Partai Geelora Indonesia Ratu Ratna Damayani, dalam diskusi Gelora Talks dengan tema ‘Presiden Prabowo & Cerita di Balik Retreat Kabinet Merah Putih’, dikutip Kamis (31/10/2024).
Menurut Damayani, semua materi retreat harus diberikan di Tidar, Megalang, tidak di Jakarta di Gedung tertutup. Itu karena Prabowo ingin memunculkan semangat daya juang tinggi, nasionalisme dan cinta tanah air dari para menterinya.
Menurutnya, di tengah ketidakpastian situasi geopolitik global, Prabowo ingin para pembantunya menjadi bagian dari Sistem Pertahanan Semesta.
“Pak Prabowo melihat, cara militer adalah cara yang tepat untuk meningkatkan semangat kebersamaan tersebut. Dari yang jenderal hingga prajurit naik hercules, semua merasakan lapar, basah-basahan dan lain-lain,” ujarnya.
Itu semua, kata dia, ujung-ujungnya ingin mempertahankan eksistensi Indonesia. Selain itu, ingin membangun sistem bekerja yang efektif.
“Saya berharap agar publik tidak salah persepsi, bahwa Prabowo ingin menerapkan gaya kepemimpinan yang `militeristik seperti pada masa Orde Baru (Orba) melalui retreat anggota KMP di Akademi Militer (Akmil), Magelang,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti mengatakan, bahwa semua anggota KMP langsung bekerja pada saat retreat. Dimana setiap menteri koordinator langsung menggelar rapat kecil, mengumpul semua kementerian yang dibawa koordinasinya.
“Setiap Kemenko mengadakan rapat kecil, selain untuk saling mengenal. Sehingga kita tahu menterinya siapa, wakil menterinya siapa,” tegasnya.
Lalu, ada paparan dan target yang ingin dicapai setiap kementerian. Sehingga muncul planing jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
“Ada multiplier effect positif dari pelaksanaan retreat KMP di Akmil. Dimana kebersamaan dapat terjaga dengan baik dan meminimalisir ego sektoral,” imbuhnya.
Selain itu juga mengutamakan semangat kolaborasi. Karena selama ini banyak kegiatan non teknis yang tumpang tindih dan menghambat kerja-kerja.
Sehingga, anggaran menjadi tidak maksimal dan perlu segera dievaluasi. Karenanya, birokrasi perlu dilakukan reformasi-besar-besaran.
“Saya berharap, dengan semangat kebersamaan yang telah tercipta dalam retreat anggota KMP di Akmil, diharapkan semua kementerian dapat berkolaborasi. Sehingga dapat mewujudkan Indonesia lebih baik lagi,” paparnya.
Sedangkan Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari menambahkan, bahwa Presiden ingin menciptakan team building. Hal itu agar bisa meningkatkan kerjasama antar anggota KMP. (Ery)