Cuaca Panas yang Terjadi Hanya Merupakan Suhu Panas, Belum Kepada Gelombang Panas

by
Suasana panas terik. (Ilustrasi/Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) memastikan bahwa fenomena hawa panas yang melanda Indonesia, hanya merupakan suhu tinggi, tidak lain apalagi heat wave atau gelombang panas.

Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena gelombang panas tersebut tidak terkait dengan kondisi gelombang panas yang terjadi di wilayah Indonesia.

“Hal ini karena fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan merupakan fenomena yang bersiklus terjadi setiap tahun sebagai akibat dari adanya gerak semu matahari dan kondisi cuaca cerah pada siang hari,” kata Guswanto, dikutip dari siaran pers BMKG, Sabtu (4/5/2024).

Lebih lanjut, Guswanto menjelaskan bahwa istilah gelombang panas menurut World Meteorological Organization (WMO) merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama 5 hari atau lebih secara berturut-turut, dengan suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5°C atau lebih
Fenomena gelombang panas ini umumnya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa, Amerika, dan sebagian wilayah Asia.
Secara meteorologis, hal tersebut dapat terjadi karena adanya udara panas yang terperangkap di suatu wilayah dekat permukaan akibat anomali dinamika atmosfer.
Dengan begitu, aliran udara tidak bergerak dalam skala yang luas, misalnya pada sistem tekanan tinggi skala luas dalam periode cukup lama.
Menurut Guswanto, kondisi atmosfer tersebut sulit terjadi di wilayah Indonesia yang berada di wilayah ekuator.
Selanjutnya BMKG juga menyebutkan, meskipun beberapa wilayah mengalami cuaca yang panas, potensi hujan sedang-lebat di sebagian wilayah Indonesia masih ada.
Menurut Guswanto, dalam sepekan terakhir bulan April 2024, hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat masih terjadi di beberapa wilayah.
Misalnya di Kerinci (Jambi) dengan intensitas 83,8 mm/hari, Manado (Sulawesi Utara) 80mm/hari, Aceh Besar (Aceh) 130mm/hari, Sorong (Papua Barat) 91.0 mm/hari, Minangkabau (Sumatera Barat) 84 mm/hari, Kufar (Maluku) 83 mm/hari, dan Indragiri (Riau) sebesar 92 mm/hari.
Kepala Pusat Meteorologi Publik, Andri Ramdhani menyampaikan bahwa memasuki awal Mei 2024 ini, potensi hujan dengan intensitas lebat masih dapat terjadi dalam sepekan kedepan di beberapa wilayah Indonesia.
Namun, ia juga mengingatkan, meski potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat masih terjadi di Indonesia dan sebagian wilayah lain masih berpotensi mengalami fenomena suhu panas, masyarakat diimbau tetap tenang dan waspada. (Kds)