PHE ONWJ Berdayakan Masyarakat Lewat Kreativitas, Budaya, dan Pelestarian Lingkungan di Kampung Keberagaman Merbabu Asih

by
Program pemberdayaan masyarakat (Kiri ke kanan) Manager Communication, Relations & CID Regional Jawa, Hari Setyono, Head of Communication, Relations & CID Zona 5 PHE ONWJ, R. Ery Ridwan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya, dan Kepala Departemen Komunikasi SKK Migas, Nyimas Rikani Fauziah berfoto bersama dalam Kunjungan Lapangan Media SKK Migas-KKKS di Kampung Keberagaman Merbabu Asih, Cirebon. (Foto: Pandawa PR)

BERITABUANA.CO, CIREBON – Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) secara aktif berperan dalam memberdayakan ekonomi warga di Kampung Keberagaman Merbabu Asih Cirebon melalui berbagai Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dengan kreativitas, pelestarian budaya dan lingkungan.

Kampung Keberagaman Merbabu Asih sendiri merupakan sebuah miniatur toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Di sana, empat rumah ibadah – Pura Agung Jati Permana (Hindu), Vihara Bodhi Sejati (Buddha), Masjid As-Salam (Islam), dan bangunan Panti Wreda Kasih (Kristen) – berdiri berdampingan dengan damai, mencerminkan semangat persatuan dalam keberagaman.

Tak sekedar merajut toleransi, di bawah binaan PHE ONWJ, ibu-ibu di Kampung Keberagaman telah menunjukkan inovasinya dalam menciptakan motif batik bertema lingkungan. Batik ini menjadi media kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam.

Head of Communication, Relations & CID PHE ONWJ, R. Ery Ridwan, menjelaskan bahwa program membatik ramah lingkungan di Kampung Keberagaman merupakan perwujudan komitmen PHE ONWJ dalam menjalankan tiga aspek penting. Pertama, kepedulian lingkungan dengan penggunaan pewarna alami dalam membatik merupakan langkah nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan dan meminimalkan limbah.

“Lebih dari sekadar menggoreskan canting pada kain, pengalaman membatik di Kampung Keberagaman ini menghadirkan nilai tambah melalui penggunaan bahan baku ramah lingkungan. Pewarna alami yang berasal dari buah-buahan menjadi ciri khas batik Kampung Keberagaman, menghasilkan karya seni yang indah tanpa mencemari lingkungan,” ujar dia dalam Kunjungan Lapangan Media Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan KKKS di Cirebon, Rabu (28/2).

Selain itu, kegiatan membatik juga memiliki aspek peningkatan ekonomi masyarakat. Pasalnya, menurut Ery, program ini memberdayakan ibu-ibu di Kampung Keberagaman dengan membekali mereka keterampilan membatik dan membuka peluang usaha baru.

“Kami berharap program ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, tetapi juga menginspirasi sikap peduli lingkungan yang berkelanjutan dan memperkuat kecintaan terhadap budaya batik,” ujar Ery Ridwan.

Sementara itu, Kepala Departemen Komunikasi SKK Migas, Nyimas Rikani Fauziah menyampaikan bahwa kegiatan membatik di Kampung Keberagaman menjadi contoh sinergi yang apik antara SKK Migas, PHE ONWJ, dan masyarakat setempat dalam upaya melestarikan alam, budaya, dan meningkatkan ekonomi. Semangat kolaborasi dan gotong royong ini diharapkan dapat terus berkembang dan membawa manfaat bagi semua pihak.

“Dengan adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat ini menunjukkan bahwa industry migas secara aktif memberikan kontribusi tak hanya terhadap pembagunan negara tetapi juga masyarakat,” tutur dia. (Kds)