Beda Dengan Nasional, Inflasi di NTT Dipengaruhi Musim

by
Kepala BPS NTT, Matamira Kale saat menjelaskan terkait inflasi di NTT. (Foto: iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Inflasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berbeda dengan Inflasi Nasional, karena dipengaruhi oleh musim.

Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTT, Matamira Kale saat jumpa pers di aula kantor BPS NTT, Kamis (1/2/2024).

“Inflasi kumulatif tahun 2024 sama dengan Inflasi 2023. Sehingga kondisi di NTT ini, memang sedikit berbeda dengan nasional,” jelas Matamira Kale.

Karena dipengaruhi oleh musim, kata Matamira Kale, sehingga terjadi kelangkaan beberapa komoditas, yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga, khususnya sektor bahan makanan dan perikanan.

“Misalnya, karena musim angin yang kencang itu juga mempengaruhi. Jadi angka inflasi NTT sedikit berbeda dengan nasional,” kata Matamira Kale.

Penyumbang inflasi y-on-y, ujar Matamira Kale, berasal dari makanan, minuman dan tembakau 4,63 persen, penyediaan makanan, minuman, dan restauran 3,3 Persen, dan kelompok transportasi 2,65 persen.

“Kelompok transportasi ini, jika dibandingkan dengan Januari 2023, indeks harganya meningkat,” tambah dia.

Lebih lanjut dikatakan, kalau dari sisi andil, andil terbesar sama dari kelompok makanan, minuman dan tembakau 1,7 poin, disusul kelompok transportasi 0,36 poin, dan kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,21 poin.

“Kalau kita lihat menurut kota, Inflasi terbesar terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yakni 4,5 persen, andil terbesar adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau yakni 3,93 persen,” paparnya.

Sedangkan inflasi terendah, tambah Matamira Kale, adalah Kota Kupang yakni sebesar 1,86 persen. (iir)