Ketua MPR Bamsoet: Bonus Demografi Jadi Beban Jika Hukum Tak Ditata

by
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dihadapan peserta Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan atau Taplai Lemhannas. (Foto: Istimewa)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dihadapan peserta Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan atau Taplai Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) menyatakan, bonus demografi dapat menjadi beban kalau negara tidak diperbaiki penataan hukumnya, sehingga ke depannya harus membina. Dari sisi ekonomi dan demokrasi harus dibenahi, begitu pun monopoli juga harus dihilangkan.

“Jadi, siapa pun capres-cawapres yang terpilih nantinya, marilah kita berikan masukan yang membangun untuk kepentingan bersama. Ekonomi dan ketahanan nasional sangat berhubungan, karena perekonomian juga memerlukan karakter yang baik, di mana karakter tersebut ditujukan untuk ketahanan nasional,” ujar Bamsoet menjawab pertanyaan peserta dari UNPAD Bandung, Dadang saat tanya–jawab di acara Taplai Lemhannas yang diisiasi bersama Smandel Business Network (SBN), Asosiasi CEO Mastermind Indonesia (ACMI), dan Indonesia Financial Group (IFG) pada Tahun 2023 yang pembukaannya dilakukan di Aula Lemhannas, Jakarta, Senin (4/12/2023).

Masih menjawab pertanyaan lain dari UNPAD yakni peserta bernama Rahmat, bagaimana investasi bisa dimaksimalkan untuk bangsa dan negara dan berdampak ke masyarakat, Bamsoet menjelaskan, sebenarnya Indonesia sangat menggiurkan investor dari luar negeri karena punya potensi pasar sangat tinggi, dulu bahkan sebelum indonesia dikenal Iindonesia sudah diambil rempah dan tambangnya oleh luar negeri, oleh sebab itu kita harus kompak supaya tidak diambil kekayaan negara

“Indonesia sangat mudah di adu domba sehingga kita harus memiliki ketahanan. Kita harus belajar banyak dari china, korea, untuk dapat mengambil banyak untung dari investasi. Jadi seluruh investasi harus sebanyak-banyaknya bermanfaat untuk knowledge, meskipun negosiasi dengan investor tidak selalu sama. Kalau kita pinjam duit jangan hanya terima jadi tapi kita harus mengambil langkah untuk mengetahui strategimya, maka penbatasan ekspor harus dibatasi supaya pendapatan negara juga naik,” paparnya.

Sementara menjawab pertanyaan Alif, peserta ACMI tentang bagimana menaikkan kelas UMKM untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa, politisi senior Partai Golkar ini menjelaskan, biasanya ketika belum punya modal kita hanya bisa sebagai pedagang, lalu menjadi home industri, sehingga bisa membuat pabrik sendiri. Tahun depan melalui digitalisasi bisa memudahkan untuk mengembangkan baisnis karena adanya Kripto (tidak seperti bank yang nilai kursnya berubah).

Pentingnya Empat Konsensus Kebangsaan

Sementara itu ketika memberikan smabutan pembukaan Taplai, Plt Gubernur Lemhannas, Laksdya TNI Maman Firmansyah mengungkapkan rasa salutnya kepada peserta yang datang dari kalangan perguruan tinggi dan praktisi bisnis, karena mereka punya kepedulian sangat tinggi pada keutuhan negara.

“Yang sangat penting kita ingatkan di sini, bahwa empat consensus kebangsaan harus kita jaga dan pelihara smapai kapanpun yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhineka Tunggal Ika. Itulah yang dipikirkan disepakati para founding father kita sehingga Indonesia masih tetap utuh hingga kini,” ungkap Laksdya TNI Maman Firmansyah.

Menyinggung era digital yang salah satunya masyarakat sudah sangat bergantung pada gadget dan media sosial, Laksdya TNI Maman Firmansyah.mengatakan, cobaan dan gangguan atas keutuhan wilayah NKRI cukup besar, tetapi karena kita punya 4 konsensus kebangsaan itu, dapat mengantisipasinya dengan baik.

“Jadi tugas kita bersama mempertahankannya, apalagi negara kita terdiri atas daratan, lautan, dan kepulauan,”katanya.

Mewakili Smandel Business Network (SBN) atau para alumni SMAN 8 Jakarta yang bergabung dalam komunitas bisnis, Adhy Santoso mengatakan, kegiatan Taplai sangat banyak manfaatnya, bukan hanya untuk mempererat silaturahmi antar peserta dari berbagai kalangan tetapi mereka dapat menjalin hubungan atau networking untuk berbagai kepentingan yang sinergis.

“Secara pribadi, karena sya suda ikut Taplai, sangat merasakan betapa negeri kita, Indonesia sangat luas, makmu, dan hebat. Jadi sekarang saya lebih mencintai negeri ini. Saya pun mulai memperhatikan nilai-nilai pelajaran anak saya yang terkiat dengan ini, misalnya pelajaran PPKN,” kata Adhy Santoso.

Sedangkan Ketua DPP ACMI, Doni Wahyudi dalam sambutannya juga menyatakan kekaguman yang lebih pada Indonesia yang selama ini dikenalnya.negara kita luar biasa hebatnya.

“Saya juga setelah ikut Taplai Lemhannas, bertambah kekaguman pada Indonesia, negara tercinta. Karena itu saya mengajak semua yang ada di sini, terutama peserta Taplai, untuk nantinya menjadi agen perubahan dan bagian dari koneksi yang bermanfaat untuk kepentingan masa depan bangsa dan negara,” ajak Doni.

Taplai Lemhannas yang diisiasi bersama. Smandel Business Network (SBN), Asosiasi CEO Mastermind Indonesia (ACMI), dan Indonesia Financial Group (IFG) pada Tahun 2023 yang diikuti 106 pesera, akan berlangsung sepekan hingga 10 Desember mendatang. (Jimmy)