Ketua DPP Partai Perindo Minta Pemerintah Segera Evakuasi WNI

by
Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati. FOTO: Instagram @susaningtyasnefokertopati

BERITABUANA.CO, JAKARTA– Perang antara Israel dengan Hamas di Jalur Gaza, Palestina semakin memanas. Keberadaan Warga Negara Indonesia (WNI) di daerah konflik tersebut harus segera dievakuasi Pemerintah Indonesia.

Ketua DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Bidang Hankam dan Siber, Susaningtyas NH Kertopati mengatakan, keberadaan warga negara di daerah konflik memang harus menjadi atensi pemerintah seperti yang baru saja terjadi di Gaza.

Perempuan yang akrab disapa Nuning ini menyarankan agar WNI harus segera dievakuasi ke negara terdekat atau dikembalikan ke Tanah Air jika kondisi perang semakin mendesak.

“Terlebih sudah diduga bahwa tragedi kemanusiaan dan kemiskinan berkepanjangan akan menjadi fenomena di Palestina,” ujar Nuning, lewat keterangan tertulisnya Minggu (15/10/2023) malam.

Pengamat militer dan intelijen ini menjelaskan, konflik di kawasan tersebut semakin memuncak saat adanya deklarasi pendirian negara Israel pada 15 Mei 1948. Warga Palestina menolak sehingga akhirnya pecah perang Al-Nakhba atau perang yang diartikan sebagai malapetaka.

“Buntut dari perang tersebut, ratusan ribu warga Arab Palestina melarikan diri meninggalkan rumah mereka. Selang satu tahun, Israel pun berhasil menguasai beberapa wilayah Palestina,” jelas Nuning.

Hal yang membuat Palestina bergejolak menyerang Israel maupun sebaliknya adalah wilayah Yerusalem yang dibagi menjadi dua, di mana wilayah barat dikuasai oleh Israel dan wilayah timur oleh Yordania. Kedua belah pihak yang tengah berperang saling pantau dengan kekuatan intelijen masing-masing.

Palestina sendiri harus mampu menyatukan pemikiran faksi-faksi yang ada didalam negerinya. Faksi tersebut harus disepakati dan dijadikan acuan dalam perundingan mencari solusi. Ada beberapa kekuatan di Palestina selain Hamas, ada Fatah, PLO, PNA dan faksi-faksi kecil lainnya.

“Harus ada kekuatan yang mampu menekan faksi tersebut untuk merumuskan solusi,” ucapnya.

Mantan anggota Komisi Pertahanan DPR ini menilai, perpecahan dalam faksi-faksi di Palestina selalu dijadikan pintu masuk Israel untuk menyerang Palestina, bukan hanya perang konvensional tapi juga perang modern asimetrik yang gunakan proxywar.

“Jadi perang Israel vs Hamas akan mengubah percaturan geopolitik Timur Tengah dengan banyak asumsi di kedua belah pihak meskipun tampaknya kedua belah pihak salah, terkadang salah berhitung sehingga merugikan pihaknya sendiri,” tutup Nuning.(FDL87)