BERITABUANA.CO, MOROTAI – Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI DR. Graal R Taliawo mengkritik keras para kandidat yang kerap melakukan praktik politik transaksional dan politisasi identitas. Padahal, demokrasi sejak awal adalah pertukaran ide, bukan uang, sembako, atau materi lainnya.
“Sejak kapan demokrasi berubah jadi bagi-bagi uang, bagi-bagi sembako, bagi-bagi tegel? Apalagi mempolitisasi identitas untuk menyingkirkan lawan,” tegas Graal saat melakukan safari politiknya ke Morotai, Maluku Utara, beberapa waktu lalu.
Safari politik Graal ini, untuk menyebarkan pendidikan politik kepada masyarakat yang berada di bibir Pasifik. Beberapa desa strategis menjadi lokasi utama, dimulai dari Ekor Nyoa di Morotai Selatan, melintasi bagian tengah hingga ke desa di Morotai Jaya, Kepala Nyoa.
Menurut Graal, praktik ini (politik transaksional dan politisasi identitas) jahat dan berbahaya. Memanfaatkan emosi warga untuk mengeliminasi kandidat lain yang kompeten. Mereka yang melakukan hal ini ia sebut sebagai ‘begundal’ atau ‘parasit demokrasi’.
“Mereka telah menyumbang kerusakan pada demokrasi kita. Mau menjadi pejabat publik tapi kosong gagasan. Kacau sekali,” tegas doktor ilmu politik ini, seraya meminta agar para kandidat, siapkan 3 modal utama untuk menjadi pejabat publik, dan orientasi kerja!
Tiga modal utama yang dimaksud Graal adalah intelektualitas, ekonomi, dan jejaring sosial —termasuk integritas dan moralitas yang baik. Tekanan di dalam (sistem politik) kencang. Jika kandidat tidak memiliki modal ini, maka akan habis, dan bahkan kesejahteraan rakyat akan terancam.
“Situasi seperti ini tidak bisa berlarut-larut karena hanya akan memperpanjang penderitaan warga. Jika kandidat belum memiliki ketiga modal dan orientasi kerja tersebut secara memadai, sebaiknya mundur dan mempersiapkan diri terlebih dahulu,“ demikian Graal Taliawo. (Ery)