Pasangan dengan Visual Menarik Namun Berselingkuh, Apakah Masih Bisa Dimaafkan? Ini Menurut Survei!

by
Perselingkuhan suami istri. (Ilustrasi/Foto: Ist)

TOPIK mengenai perselingkuhan kembali ramai menjadi perbincangan setelah beberapa public figure ikut terseret dalam waktu yang berdekatan pada paruh pertama tahun 2023 ini. Ada yang masih menjadi rumor tanpa kejelasan, ada pula yang memang terbukti hingga mempengaruhi rumah tangganya.

Cabaca bersama Jakpat kembali dengan survei terbaru bertajuk “Loving and (Then)
Cheating” yang mengulik lebih jauh mengenai topik perselingkuhan.

Dalam survei tersebut diketahui jika sebesar 83,98% responden tidak akan memaafkan pasangannya jika berselingkuh meskipun memiliki visual yang tampan atau cantik.

Sebesar 16,02% memilih memaafkan pasangannya yang memiliki visual yang tampan atau cantik. Hal ini dilakukan
dengan berbagai alasan, seperti memberikan kesempatan kepada pasangan untuk berubah, masih adanya rasa sayang, memaafkan jika pasangan berjanji untuk tidak berselingkuh lagi, hingga tergantung seberapa jauh perselingkuhan.

Sebaliknya, para responden yang memilih tidak memaafkan pasangannya berpendapat jika mereka akan merasa sulit untuk percaya lagi, selingkuh tidak dibenarkan, hingga berpendapat jika visual yang tampan atau cantik tidak ada hubungannya dan tidak
berpengaruh karena pengkhianatan yang sudah dilakukan pasangan membuat kepercayaan dalam hubungan menghilang.

Lebih lanjut, dengan kasus yang melibatkan public figure, isu perselingkuhan menjadi sering dibahas dan menjadi sorotan.

Dari situ menanggapi kasus perselingkuhan
yang terjadi saat ini sebanyak 65,80% responden memilih lebih berhati-hati dalam menjalin relationship. Lalu sebesar 12,55% responden berpendapat jika hal tersebut tidak berpengaruh sama sekali, kemudian diikuti 11,26% yang tetap menjalin hubungan, dan 10,39% responden memilih tetap single.

Mengenai bagaimana cara untuk mencegah pasangan atau diri sendiri selingkuh,
para responden memberikan pendapat jika selingkuh dapat dicegah dengan menjaga
komunikasi, saling percaya, memperlakukan pasangan sebaik mungkin, saling berkomitmen dan menghargai, tidak memberi banyak peluang untuk orang ketiga, hingga mencari tahu ketertarikan pasangan terhadap kita dan meng-upgrade diri sesuai yang diinginkan pasangan.

Tahun lalu, film Layangan Putus yang diangkat dari novel dengan judul yang sama
mengangkat isu perselingkuhan dan berhasil menarik perhatian publik.

Nyatanya banyak karya-karya lainnya yang juga mengangkat topik perselingkuhan yang dikemas dengan baik, dan dinikmati oleh para pembaca.

Pada umumnya, tujuan pembaca membaca cerita fiksi adalah untuk sejenak ‘lari’ dari rutinitas hidup. Lalu, beberapa survei membuktikan sebagian besar orang
Indonesia pasti punya pengalaman selingkuh atau diselingkuhi.

Dengan membaca karya yang bertema perselingkuhan mungkin orang-orang tersebut bisa sedikit merasakan kehidupan alternatif di mana keputusan yang mereka buat dalam hidupnya terkait perselingkuhan ini ‘diterapkan’ atau ‘tidak diterapkan’ dalam sebuah cerita.

“Pembaca nantinya pasti akan mendapat perspektif baru bagaimana menyikapi sebuah hubungan, pengkhianatan dan kekecewaan.” ujar Citra Ayuning Tyas, salah satu editor Cabaca yang diwawancarai secara daring.

Konten-konten di platform Cabaca pun tidak luput dari topik-topik yang diminati oleh
para pembacanya. Salah satunya topik perselingkuhan yang dikemas dengan baik dengan melalui proses kurasi.

Novel-novel ini menggambarkan bagaimana sebuah hubungan dengan pasangan yang memiliki visual yang menarik, namun karena pengkhianatan membuat hubungan ini tidak berjalan sesuai harapan.

Sebut saja novel Perempuan yang (Tak) Sempurna karya Mei Shin Manalu, novel Affair with Bastard CEO karya Yuuki
Ahmad, novel How to Move On in 7 Days karya Rina Sui, novel Loving Alexander karya Suwati Van Rooij, Cleopatra karya Ivy Nata, hingga novel Come Back Home karya
Pingumerah.

“Kita mungkin sering mendengar celetukan, pantas saja selingkuh soalnya orangnya ganteng atau cantik jadi banyak yang suka. Atau celetukan tentang betapa
enaknya punya pasangan yang menarik secara visual. Padahal ya niat selingkuh tidak
hanya menjangkiti orang yang visualnya menarik aja kan? Atau ya justru karena
visualnya menarik, mungkin akan semakin challenging mempertahankan hubungan.
Terlepas bagaimana visualnya, masih banyak orang yang berbesar hati mau memaafkan pasangannya,” ungkap Fatimah Azzahrah, Co-Founder Cabaca saat diwawancarai secara daring.

Memaafkan perselingkuhan mungkin berat
tapi dapat dilakukan jika pasangan berkomitmen untuk memperbaiki hubungan dan mencegah diri sendiri untuk tidak melakukan hal yang sama ke depannya.

Yogyakarta, 22 Juni 2023

*Fanny Kautsar* – (Media, Communitu & Public Relation of Cabaca.id