Menurut Survei, 72% Orang Indonesia Menggunakan E-wallet sebagai Pilihan Metode Pembayaran dalam E-Commerce

by

SEIRING dengan perkembangan dunia digital, konsumen Indonesia makin tertarik pada pengalaman belanja yang mudah dalam platform e-commerce. Kemudahan

mencari berbagai macam barang hanya dengan browsing dan melakukan pembelian tanpa meninggalkan kenyamanan rumah, benar-benar telah mengubah cara masyarakat berbelanja. Kecepatan transaksi diproses dan dikirim, bahkan seringkali melebihi waktu pembelian offline, sehingga sangat sesuai dengan gaya hidup masyarakat Indonesia modern yang serba cepat.

Setiap tahun, Jakpat melakukan survei untuk memahami tren ini. Di semester pertama 2023 ini, survei dilakukan kepada 1485 responden, mengenai trend penggunaan e-commerce sebagai media berbelanja. Survei dilakukan sepanjang bulan Februari hingga Mei 2023, untuk memahami perilaku masyarakat dalam belanja online, penggunaan e-commerce, serta strategi marketing yang digunakan baik platform e-commerce maupun penjual dalam
platform tersebut.

Laporan Jakpat menunjukkan, bahwa 88% dari online shopper melakukan transaksi di
semester pertama 2023 ini. Sebanyak 72% responden yang telah melakukan pembelian
dalam e-commerce menggunakan e-wallet atau digital wallet sebagai pilihan metode
pembayaran. Diikuti pembayaran menggunakan COD di posisi kedua, lalu mobile banking/Internet banking, paylater di posisi keempat, hingga transfer ATM.

Tidak hanya kecepatan dan kemudahan, adanya jaminan kredibilitas pedagang online
terkemuka dalam menjaga kualitas produk, keamanan transaksi, dan layanan pelanggan
yang dapat diandalkan, telah membangun rasa kepercayaan pada konsumen Indonesia. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Aska Primardi, Head of Research Jakpat,
“Kemudahan, kecepatan, dan kredibilitas penjual membuat aktivitas belanja online masih menjadi hal yang menarik bagi masyarakat Indonesia. Ketiga value itu nampaknya mulai bisa menggantikan value diskon yang memang dirasakan mulai berkurang sejak tahun lalu. Value inilah yang saat ini terlihat menjadi standar minimum pelayanan yang dimiliki oleh mayoritas e-commerce.”

Fenomena Live Shopping dan Affiliate Link

Live shopping muncul sebagai evolusi yang menarik dari pengalaman belanja online,
gabungan dari elemen partisipatif dalam media sosial dan daya tarik belanja itu sendiri. Riset Jakpat menunjukkan, 9 dari 10 online shoppers, pernah menonton live shopping.

Siaran live shopping yang dipandu oleh brand atau influencer, menampilkan dagangan dan interaksi langsung dengan penonton sebagai calon pembeli tanpa batasan lokasi. Interaksi dalam live shopping ini memungkinkan konsumen untuk berkomunikasi langsung, untuk mengajukan pertanyaan, mendapatkan jawaban, serta mempelajari lebih lanjut tentang serba-serbi produk. Berkat format ini, kegiatan belanja online yang pasif seolah-olah menjadi
event komunitas. Di sisi lain, kombinasi media sosial dan live shopping seakan menciptakan rasa eksklusivitas dan urgensi.

Terkait dengan fenomena ini, Aska juga menyampaikan, “Konsumen mencari unique value dari pengalaman berbelanja mereka. Live shopping menjadi contoh nyata dalam hal ini. Pengalaman belanja real-time dalam waktu terbatas, pengalaman interaksi spontan secara langsung dengan penjual dan shopper lain, adanya kejutan-kejutan dari host-nya, ditambah lagi persepsi bahwa produk yang dijual tersebut stoknya terbatas, membuat seseorang akan menjadi loyal shopper”.

Di sisi lain, laporan Jakpat kali ini juga menyoroti adanya affiliate link dalam belanja online. Berfungsi sebagai penghubung konsumen dan produk, affiliate link menawarkan kerja sama yang saling menguntungkan bagi pembeli dan si pembuat konten. Tautan ini, yang sering
disertakan dalam posting media sosial atau situs web ulasan, memungkinkan influencer atau affiliator untuk merekomendasikan produk tertentu kepada audiens mereka. Hal ini menunjukkan adanya simbiosis mutualisme antara e-commerce, penjual, dan pembuat konten, yang mendorong adanya endorsement produk yang jujur, serta memberi konsumen kontrol yang lebih besar terhadap pengalaman pembelian mereka. Laporan Jakpat menunjukkan bahwa 8 dari 10 online shoppers pernah membuka tautan dari affiliate link di media sosial, dan lebih dari setengahnya memutuskan untuk membeli dari tautan tersebut.

*Fanny S. Kautsar* –  (Marketing Communication Executive Jakpat