Ngeri! Rusia Memilik “Kapal Hantu” Angkut Minyak yang Bisa Mengelabui Sanksi

by
Kapal hantu Rusia pengangkut minyak. (Ilustrasi/Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA  Hal yang luar biasa, Rusia diinformasikan memiliki ‘kapal hantu’ untuk mengangkut minyak hingga tidak bisa ditangkap.

Laporan CNN International, menyebut Armada hantu itu berjumlah 600 kapal, dan 10 persen dari jumlah itu adalah Armada tanker raksasa dunia Jumlahnya pun diperkirakan akan terus bertambah.

CNN pun dalam laporannya yang dikutip Sabtu (4/3/2023), menuliskan bahwa kapal-kapal tidak diketahui siapa yang mengoperasikan dan pemiliknya.
Namun begitu diketahui bahwa ada beberapa pemain baru masuk dalam industri pengiriman minyak dengan melibatkan perusahaan cangkang di Dubai atau Hong Kong.

Sejumlah perusahaan itu bahkan membeli kapal dari operator Eropa, sementara yang lainnya kembali menggunakan armada tua yang sebenarnya direncanakan untuk dirucat.

Armada hantu semakin penting karena Moskow mencoba menghindari bekerja dengan pengirim barang Barat. Apalagi, Rusia mendapatkan pelanggan baru untuk minyaknya di China dan India.
Perluasan armada hantu ini menyoroti perubahan pasca perang Rusia ke pasar minyak global. Agar tetap beroperasi, eksportir minyak mentah terbesar kedua di dunia itu membentuk kembali pola perdagangan yang sudah berlangsung puluhan tahun dan membagi sistem energi dunia menjadi dua bagian.
“Ada armada yang tidak melakukan bisnis Rusia, dan kemudian ada armada yang hampir secara eksklusif melakukan bisnis Rusia,” kata kepala penelitian di EA Gibson, sebuah pialang kapal internasional, Richard Matthews.
Karena Eropa telah melepaskan diri dari energi Rusia, pembeli di Asia pun telah membentuk kesepakatan dengan Moskow. China meningkatkan impor minyak Rusia menjadi rata-rata 1,9 juta barel per hari pada 2022, naik 19% dari 2021, India menggenjot pembelian 800% menjadi rata-rata 900.000 barel per hari.
“Ekspor minyak Rusia ke China dan India sama-sama mencapai rekor tertinggi pada Januari setelah larangan Eropa atas minyak Rusia yang berlayar melalui laut mulai berlaku,” kata Kpler, sebuah perusahaan data dan analitik.
“Ekspor ke Turki, pelanggan utama lainnya, juga terus berlanjut,” tambahnya.
Analis Kpler, Matthew Wright, mengurutkan kapal yang memindahkan minyak mentah Rusia ke dalam dua kategori yakni ‘kapal abu-abu’ dan ‘kapal gelap’. Kapal abu-abu adalah armada tua yang dijual oleh perusahaan Barat setelah serangan Moskow ke Ukraina sementara kapal gelap adalah veteran kampanye Iran dan Venezuela untuk menghindari sanksi Barat.
“Seringkali ada beberapa bukti bahwa mereka menyamarkan aktivitas mereka dengan mematikan transponder AIS mereka,” kata Wright tentang kapal gelap, mengacu pada teknologi yang membantu mengidentifikasi dan menemukan kapal.
Sementara negara-negara Barat telah melarang sebagian besar impor minyak Rusia, tidak ada aturan yang mencegah pengiriman kapal-kapal Barat ke pembeli seperti China dan India. Bahkan, Kpler mengungkapkan ada 36% armada milik orang Eropa yang membantu perdagangan minyak mentah Rusia pada Januari.
Tetapi risiko hukum yang dihadapi para perusahaan kapal ini tampak besar. Pada saat yang sama, Rusia sangat ingin berhenti bekerja dengan perusahaan Barat.
“Armada gelap yang membawa minyak Venezuela dan Iran secara global adalah sesuatu yang kita semua perkirakan akan tumbuh, dan memang demikian,” kata konsultan senior di Rystad Energy, Janiv Shah. (Kds)