Di Sanksi Ekonomi, Rusia Serang Balik dengan BRICK Bersama China SCO dan Indonesia Ada Didalamnya

by
Sanksi Ekonomi. (Ilustrasi/Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, MOSKOW – Episode baru buntut perang antara Rusia dan Ukrainia, mulai nampak dengan adanya perang dagang dunia. Sejumlah negara dunia dilaporkan sedang berniat untuk menjadi mitra perdagangan Rusia dalam BRICS dan juga Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO).

Hal ini adalah rembetan dengan dikenakannya sanksi ekonomi Rusia oleh negara Barat dan sekutunya.

Nah, dari sederetan negara-negara yang ikut Rusia, di antaranya ada Indonesia yang ikut menjadi bagian BRICS dan SCO.

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan negara-negara yang ingin menjadi bagian dari BRICS dan SCO memiliki peran penting di wilayah mereka. Di antaranya, kata dia, Turki, Meksiko, Indonesia, Argentina, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan sejumlah negara Afrika lainnya.

“Selama beberapa tahun terakhir, jumlah negara yang ingin bergabung dengan BRICS dan SCO meningkat pesat. Sudah ada sebesar 24 negara ikut,” papar Lavrov dalam keterangannya, dikutip dari BRICS TV, Sabtu (4/3/2023).

Diplomat itu juga mendesak wilayah Rusia untuk meningkatkan interaksi dengan organisasi-organisasi ini dan menekankan status tinggi BRICS dan SCO.

Lavrov menyebutkan bahwa mereka sudah memiliki format yang ditujukan khusus untuk kerja sama antar provinsi di negara anggota.

Sebelumnya, Wakil Afrika Selatan untuk BRICS Anil Sooklal, mengatakan bahwa para anggota asosiasi kini mulai menyusun kriteria untuk perluasan kelompok tersebut. Ini diharapkan siap dalam tiga bulan ke depan.
Otoritas China mendukung perluasan blok BRICS. Beijing mencatat bahwa kerja sama yang bermanfaat di antara negara-negara anggota di bidang keuangan akan mempercepat pemulihan ekonomi domestik di negara-negara BRICS.
BRICS, yang beranggotakan Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (Afsel) merupakan aliansi yang merupakan rumah bagi lebih dari 40% populasi global dan menyumbang hampir seperempat dari produk domestik bruto dunia. Aliansi ini sendiri didirikan pada 2009.
Meski menjadi sebuah aliansi dagang, beberapa anggota BRICS memiliki sikap yang sedikit berbeda terkait serangan Rusia ke Ukraina. Meski begitu, semuanya masih belum memutuskan akses dagang dan perekonomian dengan Moskow.
Tiga anggota BRICS yakni China, Afsel, dan India telah abstain dari pemungutan suara PBB untuk mengutuk serangan Rusia ke Ukraina. Beijing dan Delhi sendiri diketahui memiliki hubungan militer yang kuat dengan Rusia dan membeli sejumlah besar minyak dan gas negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu.
Di sisi lain, Afsel juga menolak untuk mengutuk tindakan militer Rusia. Ini untuk untuk menjaga hubungan ekonomi yang penting.
Untuk Brasil, negara pimpinan Lula da Silva itu mendukung pemungutan suara PBB untuk mengutuk serangan Rusia ke Ukraina. Namun, Brasilia juga sempat menegaskan penerapan sanksi sembarangan terhadap Rusia tidak mengarah pada rekonstruksi dialog.
Sementara itu, SCO merupakan aliansi dagang dan pertahanan yang beranggotakan China, India, Rusia, serta beberapa kawasan Asia Tengah hingga Pegunungan Kaukasus. Organisasi ini telah memiliki beberapa jenis kerjasama internasional, salah satunya dengan Asean. (Kds)