Makin Ngeri! Sri Mulyani Bilang Krisis Pangan akan Datang 8 Bulan ke Depan

by
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (foto: Ist/Net)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kemungkin terjadinya krisis semakin dekat. Hal ini tergambar dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani,  yang menyatakan bahwa krisis pangan akan menghampiri dunia dalam 8-12 bulan ke depan. Kondisi akan diperparah lagi dengan ketersediaan pasokan pupuk.

Sri Mulyani sendiri sudah melihat adanya kekhawatiran bersama di antara negara G20, Bank Dunia, ADB dan FAO terkait dengan pupuk.

“Masalah pupuk hari ini akan memiliki dampak pada ketersediaan pangan atau bahkan krisis pangan dalam 8-12 bulan ke depan,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, The 1st Joint Finance and Agriculture Ministers Meeting, Selasa (12/10/2022) malam.

“Jadi kita akan menuju 2023 dengan risiko tinggi dengan masalah pangan ini,” lanjutnya.

Menurutnya, menjadi sorotan negara-negara G20 ke depannya. Untuk menangani ancaman krisis ini, Sri Mulyani menegaskan G20 tidak tinggal diam. Ia secara bersam akan mendorong Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Bank Dunia untuk bekerja sama mengatasi masalah ini.

Menurut Sri Mulyani, Menteri Keuangan dan Pertanian G20 setuju untuk mendelegasikan tugas kepada organisasi internasional FAO dan Bank Dunia dalam pemetaan respons kebijakan global terhadap kerawanan pangan.

Respons ini akan dikonsolidasikan di masa mendatang dengan masukan dari pakar teknis dan organisasi internasional terkait lainnya untuk kemudian dilaporkan pada Spring Meeting 2023.

Bank Dunia telah berkomitmen untuk menyediakan US$ 30 juta dalam pendanaan baru atau yang sudah ada untuk proyek terkait ketahanan pangan dan nutrisi untuk beberapa tahun ke depan.

Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) pun turut menyediakan perkembangan kondisi pasar pangan, termasuk melalui G20 Agricultural Market Information System.

Selain itu, Sri Mulyani menuturkan G20 mendorong pemanfaatan data untuk merumuskan kebijakan yang tepat dalam mengatasi krisis pangan.

G20, lanjutnya, menyiapkan beberapa langkah baik jangka pendek dan menengah. Untuk jangka pendek, dia fokusnya adalah pasokan pangan dalam rangka dukungan kemanusiaan.

Kemudian, untuk jangka menengah, G20 akan berupaya mencari solusi untuk perubahan iklim dan dampaknya terhadap pangan.

“Contohnya, penggunaan teknologi digital. Kita membicarakan bagaimana menangani dampak perubahan iklim terhadap pangan. Kita akan membangun fondasi awal yang kuat sejalan dengan perubahan iklim. Ini akan menjadi pembicaraan jangka menengah,” papar Sri Mulyani.

Terakhir, dia memastikan Inisiatif dalam mengatasi permasalahan ketahanan pangan global yang dihasilkan dari Presidensi G20 Indonesia akan terus dijalankan hingga Presidensi selanjutnya pada tahun 2023 di bawah kepemimpinan India. (Ram)