Hoaks Makin Merajalela, Generasi Milenial Harus Cakap dalam Bermedsos

by
Diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Menjadi Netizen yang Cakap Melawan Hoaks". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kemajuan teknologi dapat membuat informasi menyebar cepat tanpa ada delay atau perbedaan hari dalam penerimaan. Akibatnya, ada yang secara tidak sengaja maupun sengaja melakukan penyebaran informasi bohong alias hoaks.

Pengasuh Pesantren Mahasiswa Aswaja Nusantara Mlangi Muhammad Mustafid, memaparkan data, dari total 277,7 juta penduduk Indonesia, sebanyak 370,1 juta (tahun 2021) yang terhubung ke perangkat mobile.

“Pengguna Internet: 204,7 juta (2021: 202,6 juta/naik 1%). Pengguna Media Sosial Aktif: 191,4juta,” kata Mustafid dalam diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Menjadi Netizen yang Cakap Melawan Hoaks” pada Jumat (23/9/2022).

Menurut Mustafid, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (25/9/2022), kondisi yang akan dihadapi generasi milenial abad 21 di tengah revolusi 4.0, sebanyak 35% jenis pekerjaan akan hilang pada 2025. Kemudian, 65% tumbuh kompetensi baru yang berbasis teknologi informasi.

Dari segi globalisasi, 14,2 juta tenaga kerja cakap akan bermigrasi antar negara ASEAN. Dan, kebutuhan domestik, 58 juta tambahan tenaga kerja cakap pada 2030. “Ini perlunya peningatakan daya saing SDM,” kata Mustafid.

Adapun tantangannya, 67,2% hoaks politik, 43,3% hoaks kesehatan, 33,2% hoaks agama, 28,1% hoaks kerusuhan, 21,9% hoaks lingkungan.

Untuk itu, diperlukan strategi melawan hoaks. Diantaranya, merumuskan tata Kelola digital yang rinci, menyusun dan mensosialisasikan akhlaq berdigital, membangun gerakan kolektif melawan hoaks Cyberprotest dan advokasi, mengembangkan kepemimpinan berbasis nilai dan pluralis.

Associate Professor – Administrasi Publik UNSOED Dwiyanto Indiahono menambahkan, menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital, sangat penting dilakukan melawan hoaks

“Mewujudkan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital,” kata Dwiyanto.

Dia mengingatkan, ada hak, namun juga tanggung jawab ketika berselancar di dunia digital. “Menjaga hak-hak atau reputasi orang lain. Menjaga keamanan nasional, ketertiban masyarakat, atau kesehatan dan moral publik,” ujar Dwiyanto.

Sementara itu, Penulis, Peneliti dan Redaktur Langgar.co, Abdul Rohim, mengingatkan terkait Malware (Malicious Software). Yaitu, perangkat lunak yang dirancang untuk mengontrol perangkat secara diam-diam, bisa mencuri informasi pribadi milik kita atau uang dari pemilik perangkat.

“Tidak ada yang aman 100% di dunia digital, yang bisa kita lakukan adalah mengurangi risikonya sedapat mungkin. Keamanan berbanding terbalik dengan kemudahan, sedikit ribet dan waspada akan membuat kita lebih aman di dunia digital,” kata Rohim. (Kds)

Catatan: 

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.