Transformasi Digital Dinilai Sangat Penting Bagi Kemajuan Dunia Pendidikan

by
Diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Transformasi Digital Bagi Kemajuan Pendidikan di Indonesia". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Pandemi Covid-19 telah memicu percepatan integrasi teknologi di dunia Pendidikan. Kondisi ini membuat para tenaga kependidikan (guru dan dosen) dituntut untuk cakap digital saat pembelajaran online.

Dosen Universitas Ahmad Dahlan, Devi Adriyanti mengatakan, ketika proses pembelajaran dibatasi dengan jarak, maka metode pembelajaran daring (online learning) digunakan untuk mengatasi keterbatasan itu.

“Untuk beradaptasi dan mencapai cakap digital, perjalanan yang dilalui oleh guru tidak mudah. Kendala dan distraksi masih terjadi dalam proses pembelajaran di lapangan,” kata Devi dalam diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Transformasi Digital Bagi Kemajuan Pendidikan di Indonesia” pada Kamis (15/9/2022).

Devi, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/9/2022), memaparkan, sebuah studi yang dilakukan oleh Lenovo Indonesia, 30% guru merasa kesulitan untuk menyesuaikan dengan flatform pembelajaran. Hal ini berdampak pada interaksi antara guru dan murid, atau dosen dengan mahasiswa dalam proses belajar mengajar.

Lebih lanjut, Devi menerangkan yang dimaksud dengan trasformasi digital adalah penggunaan digital untuk menciptakan hal baru atau memodifikasi hal lama sehingga berdampak pada berbagai aspek kehidupan; Budaya, politik, ekonomi, Pendidikan dan seni, dan sebagainya.

Contohnya, dulu kecenderungan guru mengajar dari instruksi sekarang sifatnya adalah arahan. Dulu presentasi sekarang lebih banyak ke praktek dan bentuknya lebih banyak dialogis. Siswa saat ini perlu diapresiasi, bukan dinilai.

Manfaat yang diperoleh dari transformasi digital bagi pendidikan bisa sebagai alat alat dokumentasi/pencatatan/pelestarian, manajemen. Kemudian, sebagai media pembelajaran untuk para guru dalam mengarahkan, membimbing, mengapresiasi. Juga tentunya sebagai media belajar bagi siswa dengan cara yang mandiri, eksploratif, inisiatif, dan kreatif.

Menurut Devi, transformasi digital sangat penting bagi kemajuan pendidikan di Indonesia, karena informasi melimpah dan mudah diakses, biaya murah, hemat ruang dan waktu, wilayah kreatifitas baru, lahirnya disiplin ilmu baru.

Namun, ada tantangan era digital bagi tenaga kependidikan. Di mana, tsunami informasi memerlukan skil untuk memilah dan memilih informasi yang relevan, harus menguasai berbagai aplikasi yang memudahkan sistem pembelajaran. Seperti menggunakan google meet, google classroom, E-Learning, Sevima EdLink plus dengan lembar kerja siswa.

“Menurunnya kemampuan analisis. Karena siswa diserbu informasi dan tidak punya waktu mengendapkannya. Minimnya kesempatan berefleksi, karena informasi silih berganti. Rentan plagiasi. Google menyediakan informasi dan jawaban soal dan ujian,” ungkap Devi.

Sementara itu, dosen magister Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Mario Antonius Birowo menilai, rendahnya etika digital berpeluang menciptakan ruang digital yang tidak menyenangkan karena terdapat banyak konten negatif.

“Mengapa kita harus menjadi warga yang aktif di ruang digital? Kita harus membuat dunia digital menjadi ruang bersama yang kondusif buat kita semua, khususnya anak-anak kita,” kata Mario.

Menurut Marion, cara menggunakan teknologi bisa mempengaruhi nasib kita atau nasib orang lain. Namun jika menjadi pengguna yang bijak, maka teknologi bisa membantu kesejahteraan manusia.

Mario menjelaskan fase pendampingan yang sesuai dengan pertumbuhan anak. Untuk bayi 0-2 tahun, hindarkan pemasaran layar ada anak, alihkan perhatian anak pada mainan yang merangsang gerak fisik dan Panca indera. Perdengarkan music intumentalita pada pagi hari dan sebelum tidur.

Selanjutnya, untuk balita 3-7 tahun. Perhatikan sikap tubuh saat mengakses Gawai. Posisi mata sejajar tidak membungkuk di tempat terang, suara pelan.

Keberimbangan waktu bermain dan mengakses Gawai. Konten harus bersifat riang, hindari konten sedih/konflik. Anak tidak diperkenankan memiliki akun Medsos atau email. Pemaparan layar secara terbatas (maksi32 jam perhari). Belajar menyalakan atau mematikan Gawai, menelpon mengirim pesan dan memotret.

“Selalu dampingi anak ketika mengakses Gawai. Orang tua tidak menyediakan Gawai pribadi,” pesan Mario.

Untuk anak-anak 7-11 tahun, berikan aturan akses gawai yang ketat: hiburan dan belajar. Perhatikan penampilan tubuh di media.
Perkenalkan nilai dan norma penting dalam keluarga. Ajarkan konsep privasi dan informasi privat: seperti alamat, nomor telepon, penyakit dan ruang privat.

“Tunjukkan konten-konten negatif yang harus dihindari: kekerasan dan seksualitas, konflik dan kebencian, perisakan. Belajar merawat gawai dengan membersihkan, mengisi baterai, menyimpan di tempat aman.
Arahkan anak mempelajari hal-hal teknis yan produktif seperti mengolah gambar, kata, angka, suara,” tuturnya.

Sedangkan untuk remaja lebih dari 11 tahun, beri penekanan media digital untuk aktivitas produktif. Ajarkan cara membentuk kepribadian di dunia digital yang bermanfaat untuk kehidupan pribadi dan profesional di masa depan.

Ajarkan anak menggunakan media digital untuk parsipasi sosial yang produktif. Serta sering-seringlah mendiskusikan pengalaman mereka bermedia digital lalu kaitkan dengan pengalaman di dunia nyata.

“Penting bagi orang tua untuk mendiskusikan penggunaan teknologi ke anak, agar: kratif, kritis, kolaboratif. Respek pada orang lain. Kemampuan berkomunikasi. Menghargai pendapat orang lain. Bernegosiasi. Bekerjasama,” ungkapnya.

Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian Nur Solikhin menambahkan, aktivitas kelas perlu dirancang ulang dalam format online sesuai fitur-fitur pada perangkat digital yang telah disepakati.

“Proses pembelajaran di dalam dan di luar kelas, menjadi dasar desain pelatihan. Penilaian perlu dilakukan berkala selama proses, tertruktur maupun tidak terstruktur, memanfaatkan fitur yang ada,” kata Nur Solikhin. (Kds)

Catatan:
Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.