Pemerataan Fasilitas dan Keamanan Digital Jadi Tantangan Bagi Peningkatan Pelayanan Kesehatan

by
Diskusi #MakinCakapDigital oleh Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Meningkatkan Pelayanan Kesehatan di Era Digital". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Tantangan pelayanan kesehatan digital di zaman sekarang ini ialah meminimalisir maraknya konten-konten negatif, serta kejahatan digital. Karenanya, literasi digital diyakini akan berdampak pada pencegahan konten negatif, yang membanjiri ruang digital.

Dosen Ilmu Komunikasi UGM, Zainuddin Muda Z. Monggilo menjelaskan, literasi digital sering didefinisikan sebagai kecakapan menggunakan internet dan media digital (dimensi teknologis), dengan penuh tanggung jawab.

“Pentingnya cakap bermedia digital, kita tidak cukup hanya mampu mengoperasikan berbagai perangkat TIK dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga harus bisa
mengoptimalkan penggunaannya untuk sebesar-besar manfaat bagi diri sendiri dan orang lain,” kata Zainuddin dalam diskusi #MakinCakapDigital oleh Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk “Meningkatkan Pelayanan Kesehatan di Era Digital” pada Senin (29/8/2022).

Menurut Zainuddin, teknologi digital dapat membantu mengatasi tantangan yang dihadapi layanan kesehatan sekaligus menghubungkan pasien, profesional perawatan kesehatan, pembayar, dan pembuat kebijakan dengan cepat.

Meningkatkan pelayanan kesehatan di berbagai level. Jaminan kesehatan nasional terus ditingkatkan, terlebih di masa pandemi.

“Akses terhadap layanan terbuka dengan lebih luas dan cepat. Mengurangi penumpukan pasien di faskes. Mencegah pasien stres,” kata Zainuddin.

Namun demikian, menurut Zainuddin, tantangannya saat ini lebih dari 80% fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia belum tersentuh teknologi digital. Ditambah, data kesehatan sulit diakses oleh tenaga kesehatan secara mudah, berkesinambungan, dan real time.

“Juga tidak adanya standarisasi dan integrasi data kesehatan sehingga sulit mewujudkan interoperabilitas data kesehatan dalam pelaksanaan prinsip continuum of care. Pencatatan data kesehatan tidak efektif dan efisien karena jumlah aplikasi administrasi terlalu banyak sehingga data yang tercatat tumpang tindih,” kata Zainuddin.

Translator/Content Writer, Zulfan Arif menambahkan, tantangan tranformasi digital dan pelayanan kesehatan/telemedicine ialah kesenjangan dan literasi digital di masyarakat, berpotensi terjadinya fraud dalam pemberian layanan hingga sistem embayaran layanan telemedicine.

“Kebocoran data pribadi pasien. Kehilangan kepercayaan, tindakan disipliner, dan konsekuensi lain-lain (termasuk ekonomi) yang cukup besar,” ujar Zulfan.

Bagi Zulfan, pelayanan publik termasuk pelayanan Kesehatan harus semudah, senyaman, dan seaman mungkin.

“Ibaratnya memberikan pengalaman menyenangkan seperti sedang berbelanja daring. Pelayanan publik harus berkualitas,” kata Zulfan. (Kds)

Catatan:

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.