Nilai-nilai Kebangsaan Harus Diperhatikan Tenaga Kesehatan dalam Pemanfaatan Dunia Digital

by
Diskusi #MakinCakapDigital, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk " Tantangan Dunia Digital Bagi Tenaga Kesehatanl". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Dunia kesehatan sangat terbantukan dengan adanya kemajuan teknologi digital. Sebab, informasi mengenai pelayanan kesehatan akan lebih efisien dan efektif. Namun, kemajuan teknologi ini menjadi tantangan tersendiri bagi para tenaga kesehatan.

Dosen Universitas Sriwijaya, Anang Dwi Santoso mengatakan, yang utama harus diperhatikan oleh tenaga kesehatan ialah pengetahuan dasar akan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital.

“Bagaimana pengetahuan dasar kita mendorong perilaku mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya,” kata Anang dalam diskusi #MakinCakapDigital, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk ” Tantangan Dunia Digital Bagi Tenaga Kesehatanl” pada Jumat (26/8/2022).

Alasan Anang mengungkapkan persoalan budaya bermedia digital, karena banyak terjadi tindakan apatis. Hal ini dapat dilihat dari tindakan masyarakat yang tidak peduli dengan instruksi pemerintah untuk physical distancing dan tidak mudik (pulang ke kampung halamannya), beberapa waktu lalu.

Dampaknya, physical distancing tidak berjalan efektif. Masih banyak masyarakat terlihat ramai berkumpul dan memilih mudik.

Ditambah beberapa contoh tindakan irasional. Misal, masih banyak masyarakat meyakini berbagai bahan obat dan metode pencegahan agar tidak terkena Covid-19 sekalipun belum ada bukti penelitian ilmiahnya.

Termasuk juga penolakan terhadap pemakaman jenazah yang terkena COVID-19 di daerahnya. Bahkan yang lebih parah penolakan disertai dengan pelemparan batu terhadap petugas kesehatan yang mengantar jenazah.

“Pengusiran terhadap para Dokter-Perawat yang merawat Pasien COVID-19 oleh tetangga dari tempat tinggalnya/kontrakannya, karena dianggap pembawa virus yang akan menular pada masyarakat sekitarnya,” ujarnya.

Hal ini sangat miris, mereka berada di garda depan berjuang untuk menyelamatkan nyawa masyarakat dengan mengorbankan keselamatan dirinya.

“Pengucilan pasien-pasien sembuh dari COVID-19, ketika kembali ke masyarakat. Tindakan ini menafikan nilai-nilai kemanusiaan masyarakat Indonesia dikalahkan oleh ketakutan yang luar biasa atas keselamatan dirinya,” kata Anang.

Sementara itu, Direktur Buku Langgar, Abdul Rohman menjelaskan, teknologi informasi di dunia terus berkembang secara masif. Pengguna Internet Indonesia mencapai 202juta pengguna.

Menurut dia, perubahan gaya hidup menjadi serba digital menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan berbagai aktivitas. Namun, harus hati-hati terhadap jenis maware yaitu, virus, worm, trojan horse, ransomware, spyware/adware.

“Karena, tingginya aktivitas digital juga membuka potensi buruk, seperti penipuan dan pencurian akun. Untuk itu, diperlukan pemahaman masyarakat terkait keamanan digital,” kata Rohman. (Kds)

Catatan:

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.