Teknologi Digital Sektor Kesehatan Permudah Akses Masyarakat

by
Diskusi #MakinCakapDigital, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi bertajuk "Penggunaan Teknologi Digital untuk Kesehatan". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Penggunaan teknologi digital di bidang kesehatan memberikan berbagai manfaat serta kemudahan bagi masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan.

Namun, Wakil Ketua Bidang Diklat PPNI Jawa Tengah, Untung Sujianto menyatakan, perilaku etis digital perlu diperhatikan dalam penggunaan teknologi untuk kesehatan ini. Karena, para perawat jangan sampai terpapar ujaran kebencian, dan berita bohong.

“Untuk itu, prinsip-prinsip etika bermedia sosial harus dikedepankan, seperti kesadaran, intergritas, tanggung jawabm dan mengutamakn nilai kebajikan,” kata Untung alam diskusi #MakinCakapDigital, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi bertajuk “Penggunaan Teknologi Digital untuk Kesehatan” pada Kamis (25/8/22).

Untung memaparkan tentang provinsi yang beretika digital terbaik 2021 yang dirilis Kominfo pada 2020, yaitu Provinsi Maluku Utara 3,8, Aceh 3,74, DKI Jakarta 3,72, dan Jawa Tengah 3,71.

“Yang diukur ialah sikap masyarakat terkait komentar negatif di media sosial, mengunggah konten tanpa izin, menghargai privasi di media sosial, dan sebagainya,” tuturnya.

Kemudian, survei Microsoft 2020 (rilis Februari 2021) pada 58.000 orang di 32 negara, menyimpulkan antara lain netizen Indonesia PALONG TIDAK SOPAN di Asia Tenggara. Itu terkait ujaran kebencian, perundungan, dan hoaks yang membuat netizen berperilaku tidak sopan di ruang digital.

Terkait perilaku tidak etis perawat di media digital, teranyar Curhat mahasiswa Keperawatan. memasang kateter (TikTok), selfie WA dokter dan perawat pasien kritis korban pembacokan, kasus bidan joged, mengumbar aib atau keluhan pasien.

“Dampaknya kepercayaan masyarakat bisa turun. Padahal Gallup Poll (2022) memberikan peringkat untuk 22 pekerjaan dalam hal kejujuran dan standar etika: Perawat Sangat tinggi,” kata Untung.

Sementara itu, Sinematografer Zahid Asmara, mengingatkan kepada para perawat untuk mengawasi data diri dan rekam medis pribadi, maupun pasien. Sebab, menurut dia, kecakapan digital tidak terbatas pada wawasan atau penguasaan baik dari segi teknologi, teknik, fitur, ataupun platformnya saja, namun lebih dari itu adalah logic, language & habit dari keempatnya.

“Kecakapan selanjutnya justru tidak menumpulkan sensifitas diri (fisik-Nurani) untuk terlalu takluk pada keempat medium yang ditawarkan kecanggihan teknologi itu namun justru sebaliknya; menempatkan & memanfaatkan kecanggihan tsb guna efektifitas, reabilitas, dan aksebilatas,” kata Zahid.

“Sebab kiranya teknologi diciptakan tidak untuk sepenuhnya menggantikan ‘kesempurnaan’ namun membantu mengidentifikasi dimensi ‘kelemahan’ manusia,” tambah Zahid.

Pendiri dan Tim Redaksi Neswa.id Rika Iffati Farihah menambahkan, kompetensi etika digital harus ditingkatkan dikalangan pelayan kesehatan. Kompetensi ini terkait pengetahuan mengenai informasi yang mengandung hoaks, ujaran kebencian, pornografi, perundungan, dan konten negatiflainnya.

“Pengetahuan dasar berinteraksi, partisipasi, dan kolaborasi di ruang digital yang sesuai dengan kaidah etika digital dan peraturan yang berlaku,” kata Rika. (Kds)

Catatan:

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.