UMKM akan Ketinggalan Jika Tidak Segera Bertranformasi ke Digital

by
Webinar #MakinCakapDigital oleh Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi bertajuk "Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat". (Foto: Dokumentasi)

BERITABUNA.CO, JAKARTA – Pemanfaatan teknologi dalam membantu penawaran, transaksi dan pembayaran online, ketika masyarakat beralih ke digital akibat penyekatan sosial efek pandemi Covid-19, sangat terasa dampaknya.

Meskipun teknologi tidak mengganti sistem transaksi konvensional, namun pemanfaatan teknologi mampu mengakselerasi transformasi ekonomi dan mendorong kemajuan ekonomi.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Anang Widjadmoko, dalam webinar #MakinCakapDigital oleh Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi bertajuk “Pemanfaatan Teknologi Digital untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” pada Kamis (11/8/2022).

“Pandemi telah menyadarkan kita bahwa teknologi dalam sektor ekonomi, khususnya UMKM dan perdagangan menjadi hal yang tidak dapat dihindari,” kata Anang dalam keterangan tertulis, Jumat (11/8/2022).

Menurut Anang, teknologi dapat menjadikan UMKM naik kelas dengan pemanfaatan E-Commerce yang membutuhkan kesadaran, pengetahuan dan skill untuk dapat memahami bagaimana aktifitas di ruang digital.

Apalagi, pemerintah banyak menjalankan program untuk mewujudkan “Indonesia Cakap Digital”. Diantaranya pembangunan konektivitas digital, program digital talent scholarship, dan gerakan nasional literasi digital.

Anang memaparkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bahwa UMKM yang menjalankan bisnis secara online, usaha mikro (63, 59%), usaha kecil (63,04%), usaha menegah (72, 04%).

Kemudian, UMKM yang menjalankan bisnis secara oflline usaha mikro (56,41%), usaha kecil (34,56%), usaha menegah (27,56%).

Adapun alasan UMKM tidak menggunakan internet, sebanyak 73,08% beralasan penjualan produk/jasa sudah cukup baik, 11,54% tidak memiliki komputer atau gadget yang dapat terhubung ke internet.

Selanjutnya, 7,69%, tidak tahu bagaimana menggunakan perangkat internet yang dapat terkoneksi dengan internet. Dan, 3,85%, di wilayahya tidak ada sambungan internet.

Untuk Kabupaten Klaten, lanjut Anang, sudah banyak pelaku UMKM yang memanfaatkan teknologi dalam kegiatan usahanya. Contohnya, BHOOMI ART, Fashion Etnik Klaten (Kluster Handycraft).

Datanya, UKM yang bergerak dalam sektor fashion etnik dan clutch bag dengan 80% material wastra nusantara, khususnya Lurik, yang merupakan kain tradisional Kabupaten Klaten.

“Banyak upaya yang bisa dilakukan untuk menjadikan UMKM naik kelas dengan memanfaatkan teknologi,” kata Anang.

Dosen Senior Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM/Sekjen IAPA, Bevaola Kusumasari menyatakan, dunia kini tengah memasuki era Revolusi Industri 4.0 dan automatisasi dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya.

“Harus pandai dan jeli memanfaatkan teknologi digital untuk menangkap peluang usaha baru,” kata Bevaola.

Menurut dia, persaingan di bidang ide-ide kreatif dan penguasaan teknologi digital menjadi salah satu kunci sukses. Termasuk penerapan konten kreatif lokal dengan jeli di era digital juga dapat menjadi sumber inspirasi.

“Para pelaku industri maupun generasi muda perlu memperluas wawasan dan mengasah keterampilan sehingga dapat menghasilkan konten yang bagus, menarik dan memiliki nilai jual,” ujar Bevaola.

Sementara itu, Kepala Kantor Urusan Internasional Universitas Sebelas Maret, Rino A Nugroho, mengingatkan tentang risiko yang perlu diantisipasi di era inovasi digital. Seperti, pencurian data pribadi, credit card fraud, adware dan malware, toko online palsu, overpayment, narang tidak sesuai, dan online shopping addiction

Bagi Rino, internet adalah anugerah, tetapi bisa menjadi bencana manakala teknologi yang mengendalikan manusia, tanpa etika. Untuk itu, etika hadir sebagai hal bijak, yang mengingatkan kembali hakikat teknologi sebagai anugerah bagi manusia.

“Etika digital akan berhasil baik apabila tidak hanya menjadi Kesadaran Bersama tetapi juga menjadi Tindakan Bersama untuk menjaga dunia digital menjadi lebih baik,” kata Rino. (Kds)