Kampanye Masif di Media Sosial Bisa Mencegah Stunting

by
Diskusi #MakinCakapDigital, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi bertajuk "Pemanfaatan Teknologi Digital Untuk Mencegah Stunting" secara virtual. (Foto: Dokumentasi)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Potensi yang akan didapat dari bonus demografi di Indonesia berpotensi akan menjadi sia-sia apabila sumber daya manusia mengalami stunting. Berdasarkan studi organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebutkan salah satu penyebab masalah stunting di Indonesia adalah tingginya angka pernikahan dini.

Dosen Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga, Achmad Uzair Fauzan menjelaskan, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Umumnya penderita rentan terhadap penyakit.

“Sangat disayangkan, satu dari tiga balita di Indonesia alami stunting,” kata Uzair dalam diskusi #MakinCakapDigital, Kemenkominfo berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi bertajuk “Pemanfaatan Teknologi Digital Untuk Mencegah Stunting” secara virtual, Jumat (29/7/2022).

Uzair memaparkan, penyebab terjadinya stunting ialah karena tidak terjaganya kebersihan lingkungan, buruknya fasilitas sanitasi dan akses air bersih. Termasuk rendahnya asupan gizi sejak janin hingga bayi umur 2 tahun.

Untuk pencegahan terjadinya stunting, lanjut Uzair, air bersih dan sanitasi terpenuhi,menjags kebersihan lingkungan.

“Penuhi kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil. Beri ASI eksklusif sampai umur 6 bulan,” tutur Uzair.

Associate Professor – Administrasi Publik UNSOED, Dwiyanto Indiahono menerangkan, berdasarkan data, 25% anak di Indonesia menikah dini, dan 46% (2, 5 juta) dari seluruh pernikahan terjadi dengan mempelai perempuan berusia 15 sampai 19 tahun. Karenanya, tak heran angka stunting tinggi.

“Faktor penyebab pernikahan dini, diantaranya pendidikan rendah, kebutuhan rendah, kultur nikah muda, pernikahan yang diatur, seks bebas pada remaja, kehamilan di luar nikah,” kata Dwiyanto.

Data lainnya, lanjut Dwiyanto, 11% remaja perempuan di dunia hamil di luar nikah tiap tahunnya. Dan, angka kelahiran (remaja di Indonesia mencapai 48 dari tiap 1000 remaja).

Sementara itu, Visual Artist & Graphic Designer Creative Kaf Media, Wahyu Widayat menilai, stunting dapat dikurangi dengan memanfaatkan teknologi digital. Maksudnya, mengunakan media-media di internet untuk mengedukasi, mengkampanyekan tentang permasalahan kesehatan dan khususnya stunting.

Contohnya, pemanfaatan Portal-portal Kesehatan P2ptm.kemenske.go.id, Halosehat.com, Stunting.go.id.

“Pemanfaatan aplikasi digital
SiJaks, Atasi Stunting, AECAS Edukasi Cegah STUNTING, pemanfaatan di sosial media, infografis, poster, artikel,” kata Wahyu.

Dengan memanfaatkan teknologi internet, menurut Wahyu, bisa membantu pencegahan dini mengurangi mesalah stunting.

“Support orang yang terkena stunting akibat tekanan psikis/mental. Etika ada karena kita adalah manusia,” kata Wahyu. (Kds)

Catatan:

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.