Pemerintah Berupaya Tingkatkan Jumah Peserta Pemagangan ke Jepang

by
Dirjen Binalavotas Kemnaker, Budi Hartawan mendampingi kunjungan kerja Komisi IX DPR ke Jepang. (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA—Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan terus berupaya meningkatkan jumlah peserta program pemagangan ke Jepang.  Namun, dalam hal ini harus diimbangi kompetensi, keterampilan kerja agar sesuai kebutuhan industri di negeri Sakura tersebut.

“Dan peluang magang di Jepang ini, menjadi momentum baik bagi Kemnaker untuk terus mendorong berbagai upaya peningkatan kompetensi SDM Indonesia,”  ujar Dirjen Binalavotas Kemnaker, Budi Hartawan melalui siaran pers Biro Humas Kemnaker, Selasa (28/6/2022).

Budi Hartawan menegaskan hal tersebut saat mendampingi kunjungan kerja Komisi IX DPR dan melakukan dialog dengan dengan AP2LN (Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri) di Tokyo, Jepang. Dijelaskan, program  pemagangan merupakan bagian dari pelatihan kerja.

Untuk itu,  pemagangan ke luar negeri seperti ke Jepang harus diniati sebagai belajar dan berlatih. Peserta pemagangan harus menguasai sisi keilmuan maupun etos kerja dan produktivitasnya.

“Sesungguhnya pelatihan kerja dengan pola pemagangan luar negeri dimaksudkan sebagai upaya peningkatan kemampuan SDM kita mendekati standar kompetensi industri multinasional agar nantinya mampu bersaing di pasar kerja global,” kata Budi.

Setelah selesai mengikuti program magang dan kembali ke negara masing-masing, menurutnya, tenaga kerja magang dapat mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajarinya. Budi mengungkapkan, sejak tahun 1993 hingga saat ini, Pemerintah Indonesia telah memberangkatkan peserta pemagangan ke Jepang kurang lebih 94.348 orang peserta.

“Saat ini sekitar 13.699 orang masih mengikuti pemagangan di Jepang,”  ujar Budi. Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris mengatakan, kunker ke Jepang mengikutsertakan Kemnaker dan BPJS Ketenagakerjaan karena merupakan lembaga yang berkewajiban menciptakan lapangan kerja dan perlindungan bagi pekerja.

Ia menambahkan angkatan kerja produktif yang meningkat, harus disertai dengan keahlian dan keterampilan dalam memenuhi kebutuhan kerja di zaman milenial saat ini. “Dan Jepang, sebagai negara yang terkenal dengan etos kerja dan teknologi terbaik, dapat dijadikan mitra untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia,” pungkas Charles. (Ful)