Pemulihan Kesehatan dan Ekonomi Sebagai Resolusi Nasional 2022 

by
Warga mendapatkan suntikan vaksin dalam kegiatan vaksinasi yang diselenggarakan BINDA DIY di Kalurahan Mulyodadi,

SITUASI Daerah Istimewa Yogyakarta dalam satu dua bulan terakhir ini nampak berbeda, jika dibandingkan beberapa bulan lalu, saat wilayah ini menghadapi lonjakan kenaikan kasus Covid-19.

Saat itu, keputusan pemerintah pusat yang menetapkan status level 4 untuk Yogyakarta, sangat berdampak pada dua sektor utama ekonomi yang menjadi urat nadi kehidupan pemerintah dan masyarakat Yogya, pariwisata dan pendidikan.

Pemberlakuan pembatasan mobilitas masyarakat merubah pola beraktivitas dan melemahkan pergerakan roda perkonomian.

Sekolah dan perkuliahan dilakukan secara online, destinasi dan wisata ditutup dan dibatasi, mengakibatkan aktivitas ekonomi yang menunjang wisata dan pendidikan lumpuh. Hotel, kampus, indekost, warung makan, pengerajin, industri makanan melorot pendapatannya.

Dengan vaksinasi gencar dan massif yang dilakukan pemerintah, Yogya kembali. Perlahan ekonomi bergeliat dengan kehadiran secara bertahap wisatawan dan mahasiswa.

Senyum ramah masyarakat Yogya kembali hadir. Ini menunjukkan masyarakat menyambut penuh optimisme tantangan hidup ke depan. Meskipun pada sisi lain perkembangan mutasi virus varian baru masih menjadi ancaman yang membutuhkan kewaspadaan.

Optimisme harus selalu ditanam, dirawat dan dijaga menghadapi masa krusial kehidupan di era pandemi. Optimisme yang boleh jadi disebabkan oleh dua hal :

Pertama, dalam sejarah kehidupannya manusia membuktikan dengan segala upayanya selalu berhasil menemukan jalan keluar (solusi) dari krisis yang dihadapi.

Berbagai kisah ketangguhan manusia dunia beradaptasi dengan lingkungan yang ekstrem dapat dilihat dari cacatan sejarah serbuan wabah penyakit di abad XIX dan XX bahkan jauh sebelumnya seperti cacar, pes, tipus yang menjadi mimpi buruk dunia pada masanya.

Pandemi flu Spanyol tahun 1918 yang menyeret dunia pada krisis ekonomi berujung dengan pecahnya perang dunia.

Bencana alam seperti gempa dan tsunami yang kerap melanda Jepang, sehingga masyarakatnya mampu beradaptasi, dan melahirkan perkembangan teknik dan konstruksi.

Meletusnya gunung Tambora, Krakatau dan Merapi yang melahirkan kemelaratan dan mendorong lahirnya pemberontakan petani di Jawa.

Kedua, kombinasi antara kecerdasan manusia dengan teknologi komputer cerdas (artifisial inteligence) yang tersedia saat ini memungkinkan identifikasi dengan segera akar masalah dan menemukan cara cepat mengobatinya.

Dengan segenap keampuhannya, disrupsi teknologi yang mempermudah kerja dan semakin banyak menggantikan peran manusia, bisa jadi akan menambah panjang deretan pengangguran di masa depan.

Sebagai manusia yang hidup dalam kompleksitas symtom kehidupan, kita dapat mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang menjadi umpan balik (feed back) bagi setiap individu maupun sistem kehidupan yang lebih besar.

Perbaikan sistem kehidupan berawal dari suatu masalah dan tantangan cara untuk mengatasinya. Masalah merangsang manusia untuk menyadari posisinya yang rapuh, dengan selalu bersiap diri untuk meresponsnya, seperti pepatah “ sedia payung sebelum hujan.”

Dengan disiplin berpikir seperti itu, Indonesia sebagai suatu negara dengan populasi nomor empat terbesar di dunia, mensyaratkan individu dan seluruh komponen bangsa untuk berpikir dan bertindak prediktif. Melakukan langkah pro-aktif dan integratif untuk mempersiapkan segala kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan.

Berpikir reaktif dengan langkah pragmatis adalah disiplin berpikir dan cara bertindak yang usang. Apalagi pada era masyarakat 5.0 dimana integrasi kecerdasan manusia dan kecanggihan teknologi informasi (artifisial inteligence) memungkinkan manusia memetakan symtom persoalan kehidupan secara lebih baik.

Symtom wajib dimaknai sebagai alarm sistem untuk memformulasikan rekomendasi dan respons dari tataran kebijakan sampai dengan operasionalisasinya.

Symtom dapat dijadikan rujukan untuk membuat desain strategi kesiapan nasional dalam menghadapi perjalanan kehidupan di masa depan. “Mencegah lebih murah daripada mengobati,” barangkali begini bentuk rumusannya.

Symtom menuntut pemeriksaan lanjut yang lebih detail dan terperinci. Symtom didiagnosis dan dikalkulasikan sesuai dengan kaidah dan metodologi ilmu pengetahuan sebelum menjadi rumusan kebijakan pemerintah.

Pandemi Covid-19 merupakan risiko tidak terduga dari sistem kehidupan yang kompleks, dan resiko itu dirasakan secara global. Saat ini goncangan hebat di bidang kesehatan dan ekonomi adalah dampak merata yang paling dirasakan oleh penduduk dan pemerintahan di dunia.

Seluruh negara porak poranda menghadapi pandemi, baik negara kaya dengan pendapatan dan cadangan devisa raksasa, apalagi negara yang miskin lagi terbelakang. Pertanyaan yang umum di sampaikan adalah, kapan pendemi ini usai dan bagaimana ekonomi dunia kembali pulih

Kesehatan dan ekonomi sejatinya adalah isu mendasar yang mengikuti perjalanan peradaban dunia, selain isu keamanan, dan kebutuhan dasar manusia.

Oleh karena itu resolusi 2022 yang paling penting untuk dilakukan dan menjadi perhatian bersama adalah bagaimana pemerintah dan masyarakat secara bersama kembali menjalankan kebijakan yang berkaitan dengan manajemen pemulihan kesehatan publik. Bersama-sama mengendalikan penyebaran virus jenis baru sekaligus mendorong tumbuhnya ekonomi nasional.

Tahun 2022 sudah sepatutnya menjadi tahun recovery nasional setelah hampir dua tahun lamanya pemerintah dan masyarakat berjuang sangat hebat melewati masa krisis yang diakibatkan pandemi.

Proses vaksinasi nasional yang sukses dapat dijadikan indikator untuk menyusun bobot ancaman kesehatan di tahun 2022. Perhitungan indikator mengacu pada rumus imunitas populasi yang dibentuk melalui proses vaksinasi.

Selain faktor kesiapan infrastruktur kesehatan, ketersediaan obat-obatan, dan tenaga medis, pola hidup sehat juga menjadi indikator lainnya pada resolusi 2022.

Termasuk kondisi uncertainty perkembangan virus atau bakteri baru yang menyebabkan pandemi dan potensi bencana alam.

Kondisi ini tentunya harus diikuti dengan aksi programatik 2022 yang ditujukan untuk memulihkan sektor ekonomi masyarakat. Prioritas pemulihan pada sektor riil akan berkorelasi secara positif dalam meningkatkan pendGB apatan domestik bruto, yang tentunya akan berimplikasi tumbuhnya ekonomi nasional.

Pemulihan pada dua sektor tersebut akan menjadi kunci bagi stabilitas politik dan keamanan yang dimulai dari tahun 2022 hingga tahun kontestasi politik 2024.

Kalender pemilihan kepemimpinan politik keseluruhan secara nasional baik eksekutif maupun legislatif (pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI/DPD RI/DPRD Kab/Kota/DPRD Prop dan Kepala Daerah Kab/Kota dan Propinsi). Hal yang akan menambah beban risiko keamanan dan efektifitas operasionalisasi pemerintahan.

Sehingga dapat dikatakan bahwa tahun 2022 adalah tahun recovery kesehatan dan ekonomi untuk memelihara stabilitas politik dan keamanan secara nasional.

Hal yang seharusnya dilakukan oleh semua pihak meliputi partai politik, pemerintah, legislatif, dan masyarakat secara keseluruhan. Untuk memastikan bahwa kondisi nasional terjaga dan masyarakat dapat menjalani kehidupan dengan rasa damai dan aman.

Selamat Tinggal Tahun 2021 , Selamat Datang Tahun 2022 , Songsong Indonesia Sehat Badan dan Jiwanya – Sehat Ekonominya .

*Dr Andry Wibowo SIK MH MSi* – ((Pecinta Tanah Air dan Pancasila) 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *