Viktor Laiskodat: Pengentasan Stunting dengan Semangat Konvergensi

by
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat saat menerima audiens Eddy Henry dan Tim Tanoto Foundation

BERITABUANA.CO, KUPANG – Pengentasan masalah stunting di Provinsi NTT dilakukan dengan semangat Konvergensi, sehingga berhasil menurunkan angka stunting dari 40 Persen menjadi 20,9 Persen.

“Sejak kepemimpinan saya dengan Josef Nae Soi, berhasil menurunkan angka stunting di NTT,” jelas Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat audiens dengan Tim Tanoto Foundation di ruang kerja Gubernur, Selasa (7/12/2021).

Diakui Viktor Laiskodat, angka tersebut masih cukup tinggi, karena masih ada sekitar 80.909 anak stunting di NTT, yang butuh perhatian semua pemangku kepentingan.

“Masalah stunting perlu perhatian semua pihak. Selain pemerintah, juga lembaga-lembaga agama, lembaga pendidikan, LSM, para pengusaha dan pihak-pihak lainnya,” tegas Viktor Laiskodat.

Menurutnya, semua harus berkolaborasi, memberikan pemahaman kepada remaja puteri, untuk membentuk perilaku dan mindset mereka sejak dini. Sehingga saat mengandung, mereka sadar akan pentingnya makan-makanan bergizi, tak perlu dipaksa atau diatur lagi.

“Pengentasan masalah stunting berhubungan dengan visi, untuk membentuk generasi unggul di tahun 2045. Apalagi di NTT punya banyak sumber makanan yang bergizi,” paparnya.

“Saya ajak Tanoto Foundation untuk terlibat, dalam menghasilkan makanan tambahan untuk stunting dari pangan lokal,” ajak Viktor Laiskodat.

Dikatakan Viktor Laiskodat, NTT punya kelor terbaik di dunia, umbi-umbian yang bergizi, ikan dan rumput laut yang terbaik. Kalau semua ini bisa diolah untuk jadi makanan tambahan untuk stunting, tentu ini dapat menggerakan ekonomi masyarakat.

Sementara itu, Eddy Henry, Head of ECED Department Tanoto Foundation menjelaskan dua program yang telah dijalankan oleh Tanoto Foundation yakni Program Paket Anak Sigap di Kelurahan Naioni dan Penfui Timur serta Layanan Dukungan Psikososial di Kelurahan Naibonat dan Desa Noelbaki.

Sasaran program dan layanan ini adalah anak usia 0-6 tahun dan orangtua. “Dari hasil pendampingan dan pengamatan tim, kami memberikan beberapa rekomendasi di antaranya perlunya penguatan program edukasi pengasuhan bagi orang tua yang miliki anak usia 0-6 tahun,” ujar Eddy Henry.

Disamping itu, tambah Eddy Henry, penyediaan satuan pendidikan yang berkualitas untuk anak usia dini di desa atau kelurahan, penguatan kapasitas guru dan fasilitator pendamping anak dan orang tua, penguatan strategi dan kurikulum kegiatan untuk anak usia dini, serta pelibatan berbagai pihak baik itu pemerintah, swasta, lembaga keagamaan dan organisasi kemasyarakatan. (iir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *