Kudeta Militer di Sudan untuk Mencegah Perang Saudara

by
Menentang kudeta militer di Sudan (Foto: Ist)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Kudeta di Sudan yang dilakukan militer, Senin (25/10/2021) lalu, semata untuk mencegah terjadinya Perang Saudara. Hal ini dikatakan langsung oleh Pemimpin militer Sudan, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan.

Kemudian untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi, semua penerbangan dari dan ke Sudan dibekukan hingga hari Sabtu.

Atas kudeta itu pun, aksi protes menentang kudeta, semakin menjadi. Terutama di Ibu Kota Khartoum. Sejumlah jalan, jembatan, dan toko-toko ditutup. Akibat semua itu, dikabarkan sedikitnya 10 orang dilaporkan tewas dalam sejumlah kerusuhan.

Sementara untuk WNI yang berada di Sudan, diperoleh kabar dari Derry Iskandar, Kuasa Usaha Ad Interim dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Khartoum, mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah untuk membantu warga Indonesia di Sudan seandainya situasi memburuk. Evakuasi juga sudah siap dilakukan.

“Agar para WNI tetap di rumah, selalu waspada, dan terus menjalin komunikasi dengan KBRI Khartoum,” ujarnya kepada BBC News Indonesia, Selasa (26/10/2021) malam.

Derry mengungkapkan saat ini terdapat 1.386 WNI di Sudan, mayoritas berada di Ibu Kota Khartoum dan negara bagian al-Gezira. Sedang jaringan komunikasi terganggu.

KBRI Khartoum saat ini sedang menyiapkan cadangan logistik dan bahan pokok untuk WNI di Sudan dalam mengantisipasi kelangkaan bahan-bahan pokok di negara itu.

“Saat ini KBRI Khartoum sedang melakukan assessment dan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta terhadap kemungkinan-kemungkinan evakuasi apabila keadaan semakin buruk,” ujar Derry.

Sementara kabar lainnya, menyebutkan
Perdana Menteri Abdalla Hamdok yang sempat ditahan di rumah pemimpin kudeta “demi menjamin keselamatannya” dilaporkan telah kembali ke rumah. (Kds)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *