MPR Minta Kemenkes Evaluasi Turunnya Jumlah Spesimen Testing Covid-19

by
Bamsoet dalam Webinar Series Ksatriavinaya di Bubat (Kewajiban Ksatria di Bubat) yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta bekerjasama dengan Rumah Studi Jawa Makaradhwaja Yogyakarta. (Foto: Humas MPR)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengevaluasi turunnya jumlah spesimen testing terkait penularan Covid-19.

Hal itu, sambung dia, dalam upaya dapat mengetahui secara pasti alasan terjadinya penurunan spesimen testing yang diperiksa, dan segera memperbaikinya.

“Meminta Kemenkes tetap meningkatkan jumlah spesimen testing yang diperiksa meskipun situasi pandemi di Indonesia saat ini diklaim semakin membaik,” kata Bamsoet, di Jakarta, Senin (6/9/2021).

“Serta mengklasifikasikan spesimen tersebut secara spesifik, seperti keperluan tracing dan testing yang diperuntukkan untuk syarat aktivitas atau perjalanan, maupun testing yang diperuntukkan untuk keperluan lainnya,” tambahnya.

Tidak hanya itu, Bamsoet mengingatkan agar Kemenkes terus berkomitmen berupaya untuk menurunkan angka positivity rate minimal mencapai target dan standar World Health Organization (WHO) yakni di bawah 10 persen, dan meminta agar upaya penurunan angka positivity rate tersebut pelaksanaannya secara riil serta diiringi dengan transparansi data yang valid dan jelas.

“Meminta Kemenkes dalam menggencarkan testing, tracing, dan treatment atau 3T secara beriringan, serta perlu pengaturan strategi yang tepat agar dapat mengikutsertakan masyarakat untuk berperan aktif dalam melakukan 3T, khususnya kemauan dan partisipasi untuk melakukan testing dan tracing,” ucap politikus Golkar itu.

“MPR juga meminta pemerintah melalui Kemenkes untuk memperbanyak jumlah dan meningkatkan kualitas 3T secara keseluruhan, serta utilitas sumber daya manusia dan kelengkapan alat dan pendistribusiannya ke setiap wilayah,”tambahnya.

Dalam kesempatannya itu, Bamsoet juga meminta pemerintah daerah (Pemda) bila menemukan kasus infeksi yang tinggi di daerah agar segera memberikan perhatian secara khusus dan tidak menutup-nutupinya atau takut hal tersebut menjadi wanprestasi daerah.

“Dikarenakan hal tersebut dapat menimbulkan kerawanan kesehatan di masyarakat,” pungkasnya. (Jal)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *