Gus Hayid: Pendidikan Karakter Penting untuk Tangkal Ujaran Kebencian di Medsos

by

BERITABUANA.CO,JAKARTA- Pengasuh Pondok Pesantren Skill Jakarta dan Lumajang, Jawa Timur, KH. Muhammad Nur Hayid, MM menuturkan bahwa ujaran kebencian menjadi fenomena yang mudah dijumpai di media sosial saat ini. Sebab itu, keberadaan pendidikan karakter menjadi penting dalam menghadapi dampak negatif dari media sosial itu.

Hal tersebut disampaikan KH. Muhammad Nur Hayid saat menjadi narasumber pada Webinar Seri 4 Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PDPAB) MUI dan Baznas, Minggu (22/8/2021) lalu.

Webinar ini sendiri dipandu Emmy Kharisma Dewi dan Pemantik KH. Nurul Badruttamam, MA (Sekretaris PDPAB MUI).

Gus Hayid, begitu sapaan akrabnya mengatakan bahwa pendidikan karakter akan berjalan efektif jika melibatkan tiga institusi, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

“Pendidikan karakter tidak akan berjalan dengan baik jika mengabaikan salah satu institusi tersebut, terutama keluarga,” kata Gus Hayid.

Pendidikan akhlak sendiri, lanjut Gus hayid, tidak terlepas dari pendidikan agama. “Keduanya harus dilaksanakan dalam praktik hidup, pengalaman sehari-hari perlakuan dan percontohan di samping pengertian tentang agama dan moral,” tutup Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU ini.

Selain Gus Hayid, pada acara yang disiarkan Baznas TV ini, hadir juga narasumber lainnya, yakni HM Fuad Nasar, Dr KH Muhammad Zen, MA dan Prof Dr. KH Noor Achmad, MA. sebagai Keynote Speaker.

Sekretaris Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI, Fuad Nasar, menekankan pentingnya penanggulangan dekadensi moral dan kemerosotan akhlak. Caranya, dengan meningkatkan mutu akhlak pribadi dan akhlak sosial, termasuk akhlak penyelenggara negara.

Dengan demikian menjadikan bangsa Indonesia yang tumbuh, tangguh dan terhormat dalam pergaulan internasional. “Umat Islam dan seluruh komponen bangsa harus bahu-membahu untuk menanggulangi dekadensi moral, kemerosotan akhlak,” ujarnya.

Dia menambahkan, membangun kemuliaan akhlak merupakan tema sentral risalah Nabi Muhammad SAW, setelah menanamkan keyakinan Tauhid.

Etika Bisnis

Sementara itu, Dr KH Muhammad Zen, berbicara tentang kaitan antara akhlak bangsa dengan etika bisnis pada webinar dibuka Ketua PDPAB MUI Dr KH Masyhuril Khamis itu.

Dia lalu sedikit bercerita kisah Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai pebisnis dan negarawan. Dosen IEF Pascasarjana Trisakti ini mengungkapkan, selama ini Nabi Muhammad diketahui seorang pedagang atau manajer perusahaan dagang ketika masih muda.

“Nabi juga ternyata bertindak sebagai pemimpin negara yang membangun perekonomian untuk mencapai kemakmuran,” ujar Muhammad Zen.

Nabi mencontohkan perilaku bisnis yang jujur dan amanah, dan berterus terang. Rasulullah juga mempermudah ketika transaksi, yakni saat membeli, menjual, dan membayar.

Adapun di masa pemerintahan, Nabi Muhammad SAW melakukan reformasi di segala bidang, termasuk reformasi ekonomi yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat.

Beberapa upaya Nabi adalah menciptakan dan memelihara stabilitas harga. Stabilitas harga diciptakan dan dipelihara dengan cara memperlancar arus barang. (Fadloli)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *