Virus Corona Parah, Politisi PDI P Sebut Sudah Mengerikan

by
Wakil Ketua BKSAP DPR RI Charles Honoris dalam Focus Group Discussion (FGD) BKSAP DPR RI bekerja sama dengan Westminster Foundation for Democracy (WFD) di Bandung, Jawa Barat. (Foto: Dokumentasi Pemberitaan DPR)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Penyebaran wabah virus Corona atau Covid-19, semakin mengkhawatirkan, meski upaya yang telah dilakukan belum mampu mengerem laju pertambahan virus ini. Buktinya, kasus harian di RI pada hari Kamis lalu mencapai angka tinggi, tercatat jumlah penambahan kasus baru positif Covid-19 berjumlah 12.624.

Supaya kasus baru tidak terus bertambah, Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (18/6/2021). mengusulkan ada langkah tegas dari pemerintah dalam.menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak hanya di DKI Jakarta, tetapi di seluruh Indonesia.

“Melihat data dan fakta sekarang ini, PPKM Mikro yang saat ini berlangsung sudah tidak efektif lagi. PPKM Mikro tidak cukup merespons kedaruratan penularan Covid-19 saat ini,” kata dia.

Buat dia, kondisi yang terjadi saat ini bukan hanya mengkhawatirkan, tapi sudah mengerikan. Jadi, perlu tindakan cepat dari pemerintah pusat untuk segera membatasi kegiatan sosial masyarakat secara besar, tidak lagi parsial.

Dia menyebut angka penularan Covid-19 pasca libur Lebaran 2021 semakin menggila. Pada Kamis (17/6/2021) , angka penularan dan kematian harian nasional mencetak rekor baru , yakni 12.624 kasus harian, atau tertinggi sejak 30 Januari 2021, dan 227 orang meninggal dunia atau tertinggi sejak 3 April 2021.

Kemudian, Charles menyebut angka keterisian tempat tidur hampir seluruh provinsi di Pulau Jawa juga sudah diatas batas yang ditetapkan WHO yaitu 60 persen. Belum lagi fakta-fakta antrean rumah sakit hingga rumah sakit penuh. 

Belum.lagi angka keterisian tempat tidur, fasilitas kesehatan di hampir seluruh provinsi di Pulau Jawa, menurutnya sudah diatas batas WHO 60 persen.

“Bahkan, di DKI Jakarta, keterisian tempat tidur ini nyaris menyentuh angka 80 persen. Bayangkan, bagaimana jika fasilitas kesehatan di pulau tempat lebih dari separuh populasi nasional ini kolaps,” kata Charles.

Politisi muda PDI P ini lebih jauh menyatakan, sementara fakta di lapangan, tanda-tanda fasilitas kesehatan kolaps semakin nyata di depan mata, antrean pasien mengular masuk rumah sakit, ada pula yang ditolak karena rumah sakit penuh, bahkan ada yang meninggal dunia dalam perjalanan karena tidak kunjung mendapat rumah sakit rujukan. Disisi lain, para tenaga medis keteteran karena lonjakan pasien yang tak terkira.

“PPKM Mikro sudah tidak efektif lagi. Pemerintah harus segera mengambil langkah pembatasan sosial berskala besar di seluruh Indonesia,” desaknya.

Charles Honoris mengibaratkan, kalau Covid-19 saat ini diibaratkan tsunami, maka PSBB ini seperti pemecah gelombang di lautan.

“Tanpa pemecah gelombang itu, saya takut para tenaga kesehatan dan masyarakat di daratan akan ikut tersapu,” pungkasnya. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *