Survei UNICEF: Masa Pandemi, 66 Persen dari 60 Juta Siswa Jenuh Belajar di Rumah

by
Webinar Kiat Atasi Kejenuhan Ajar Mengajar Selama PJJ.Masa Pandemi

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Sejak pandemi terjadi, sekolah-sekolah diliburkan dan kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah. Untuk menunjang kegiatan tersebut, Pemerintah menerapkan program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sebagai jawaban atas semangat belajar yang harus tetap dilakukan di mana pun dan kapanpun.

Pemerintah berharap kegiatan PJJ ini akan bisa tetap dilaksanakan hingga setelah pandemi berlalu.

Survei kejenuhan anak dilakukan UNICEF sebanyak 66% dari 60 juta siswa dari berbagai jenjang pendidikan di 34 provinsi mengaku tidak nyaman belajar dari rumah selama masa pandemi Covid-19.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), mengadakan webinar bertema

“Kiat Mengatasi Kejenuhan Ajar-Mengajar Selama PJJ di Masa Pandemi” pada Kamis (4/3/2021), yang ditayangkan live melalui aplikasi Zoom, serta kanal YouTube Siberkreasi, Pendidikan.id, dan Direktorat Sekolah Dasar.

Acara menghadirkan narasumber Dwi Nurani selaku Analis Pelaksana Kurikulum Direktorat Sekolah Dasar Kemendikbud, Stephanie Hardjo selaku Head of K12 Product Ruangguru, Roswita Amelinda selaku Strategic Partnerships Specialist at Sekolah.mu, serta Leonardo Edwin selaku Kreator Konten, dan dimoderatori Devie Rahmawati dari Siberkreasi.

Hadir pula Semuel A. Pangerapan selaku Dirjen Aptika Kemkominfo dan Sri Wahyuningsih selaku Direktur Sekolah Dasar Kemendikbud sebagai keynote speakers.

Acara dibuka Semuel, yang menyampaikan pesan tentang era disrupsi teknologi dan dilanjutkan Sri Wahyuningsih yang mengatakan, pendidikan melalui digital merupakan investasi mulia. Memang terkadang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini membuat kejenuhan, tapi banyak kiat atau upaya dilakukan menghadapi kejenuhan PJJ di masa pandemi ini.

“Pandemi ini sudah memberikan pelajaran pada kita untuk bisa beradaptasi dengan keadaan, di mana pemanfaatan teknologi ini harus kita lakukan karena melalui teknologi digitalisasi maka transformasi layanan pendidikan, informasi bisa kita lakukan lebih cepat. Efektifitas dan efisiensi sudah diakui, serta ketepatan waktu dan sumber informasi yang diperlukan lebih mudah kita dapatkan,” jelas Sri.

Ia menjelaskan, Kemendikbud telah melahirkan banyak kebijakan-kebijakan untuk tetap menjaga para siswa agar tidak kehilangan momen dan kehilangan masa belajar.

“Yang kita perlukan di masa pandemi ini,meningkatkan kerjasama antara orang tua, guru dan peserta didik merupakan segitiga emas yang harus kita jaga, optimalkan dan literasi satu sama lain,” kata Sri.

Sementara itu, Dwi Nurani mengatakan, saat ini bukan hanya pandemi saja, tapi kita sedang dihadapkan tantangan era super smart society. Di mana revolusi industri 4.0 dan society 5.0 membuat kita harus beradaptasi, khususnya di dunia pendidikan.

“Menghadapi tantangan ini diperlukan kompetensi abad 21 yang dikenal dengan istilah 4C yaitu communication, collaboration, critical thinking, dan sebagainya,” ucapnya.

Kiat antara peserta didik dan guru tidak jenuh terhadap PJJ, dengan membangun cara mengajar menyenangkan, menjadi guru yang baik, sebagai motivator dan guru luar biasa.

Di kesempatan yang sama, Stephanie Hardjo menjelaskan, hasil riset pembelajaran online dibutuhkan adanya interaksi setiap tiga menit sekali antara peserta didik dan guru.

“Pembelajaran baik, bisa menjembatani siswa dan guru, bagaimana cara desain pembelajaran, membangun kompetensi pengajar dan tahu kapan sesi “Happy Hour” siswa,” jelasnya.

Roswita menambahkan, kondisi PJJ sulit dan menantang baik dari sisi murid, guru, sekolah maupun pemerintah.

Leonardo Edwin mengatakan, dengan adanya PJJ ini kita ditantang menjadi lebih adaptif dan juga dengan metode pembelajaran yang variatif. Namun saya yakin untuk anak muda sekarang pasti sudah melek teknologi, jadi lebih mudah pastinya,” pungkas Leonardo. (efp)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *