BERITABUANA.CO, JAKARTA – Setelah satu setengah tahun berlalu, 21 Agustus 2019 tenggelamnya kapal Kargo MV Nur Allya di perairan Halmahera, akhirnya Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengumumkan Investigasi penyebab tenggelamnya kapal tersebut.
“Penyebab utamanya kapal MV Nur Aliya tenggelam yang menewaskan 25 crew kapal dan 2 orang penumpang, yang hingga saat ini tak ditemukan mayatnya, karena salah prosedur pemuatan bahan tambang nikel yang mudah mencair akibat kena air hujan” tandas Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono dalam media release melalui virtual, Jumat (5/2/2021) di Jakarta.
Hasil tersebut didapat, menurutnya setelah Tim KNKT bersama BPPT dan ITS telah melakukan survey investigasi tahap 4 di perairan Halmahera tempat ditemukannya sesosok bangkai kapal menyerupai Kapal MV Nur Aliya didasar laut sedalam 843 meter berdasarkan hasil riset dengan menggunakan 6 macam peralatan pendeteksian.
Soerjanto menuturkan, kapal kargo tersebut berangkat dari Pelabuhan Sagea, Halmahera Tengah, membawa 500.000 ton nikel menuju Pulau Morosi, Sulawesi Tenggara pada 20 Agustus 2019, dan dinyatakan hilang sejak 23 Agustus 2019.
“KNKT menyimpulkan dari hasil investigasi, diperkirakan kapal tak jauh dari pelabuhan keberangkatan sudah mengalami kendala,” ujar Soerjanto.
Kedepannya supaya kasus serupa tidak terulang kembali, tambah Soerjanto, pihak perusahaan yang mengangkut bahan sejenis agar dapat lebih memperhatikan muatan yang akan diangkut ke kapal.
“Dengan berakhirnya hasil survey investigasi tahap 4 maka kasus Kapal MV Nur Aliya ditutup pencariannya. Dan pihak keluarga korban yang tidak merasa puas atas hasil investigasi KNKT harap dimaklumi karena dengan anggaran yang terbatas disediakan oleh Pemerintah,” tutup Soerjanto. (Yus)