Nama Kapolri Disebut dalam Upaya Kudeta AHY, Edi Homaidi Minta Rachland Jangan Sebar Hoaks

by
Direktur Eksekutif Salemba Institute, Edi Homaidi.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Partai Demokrat tengah diterpa isu upaya kudeta Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sebagai ketua umum partai lewat mekanisme Munas Luar Biasa (Munaslub). Upaya ini disebut-sebut dimotori Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, dan sejumlah institusi menyetujui upaya kudeta terhadap putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.

Bahkan politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik lewat akun Twitter-nya @RachlandNashidik, menyebut sejumlah nama seperti Kepala BIN Budi Gunawan, Menko Polhukam Mahfud MD, sampai Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

“KSP Moeldoko menyatakan aksi memalukan ini tanggung jawabnya sendiri. Tapi dia menyebut Kepala BIN, Kapolri, Menkumham, dan Menko Polhukam @mohmahfudmd bahkan “Pak Lurah” merestui. Para pejabat negara itu perlu juga angkat bicara. Apa iya ini semua tanpa restu “Pak Lurah?,” demikian twit Rachland, Senin (1/2/2021) kemarin.

Merespon twit Rahland yang juga menyebut nama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit, Ketua Kaukus Muda Indonesia (KMI), Edi Homaidi melalui keterangan persnya, Rabu (3/2/2021) meminta yang bersangkutan tidak menyebar hoaks atau berita bohong ke ranah publik.

“Kalau membaca twit-nya mas Rachland, disebut pertemuan kader Demokrat dengan Kepala KSP Moeldoko berlangsung pada haro Rabu, 27 Januari 2021 pukul 21.00. Dari mana dia tahu pak Listyo terlibat upaya kudeta terjadap AHY?” kata Edi bertanya.

Apalagi, lanjut eksponen Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu, saat itu Listyo Sigit baru dilantik sebagai Kapolri yang baru pada hari Rabu 27 Januari 2021 di Istana Negara oleh Presiden Joko Widodo. Karenanya, menurut Edi, tidak mungkin Listyo Sigit ikut melakukan rencana kudeta sebagaimana yang disebut politisi Partai Demokrat itu.

“Jadi saya minta jangan karena ingin membela ketua umumnya, lantas menyeracau (mengigau) seperti itu. Saya jamin pak Listyo itu bukan tipikal orang seperti yang dituduhkan oleh mas Rachland,” sebut Edi seraya juga meminta agar permasalahan diintetnal Partai Demokrat dengan sejumlah kadernya, tidak menyeret-nyeret orang di luar partai.

Saran Edi Homaidi, sebaiknya apa yang terjadi diintetnal Partai Demokrat, diselesaikan dengan duduk bersama dan tentunya dengan kepala dingin. Pastinya permasalah yang terjadi diinternal tersebut akibat tersumbatnya komunikasi antara pengurus dengan kader partai, khusushya para senior yang selama ini ikut membesarkan Partai Demokrat.

Sebelumnya diketahui Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono AHY mengendus adanya gerakan perebutan paksa alias upaya kudeta Partai Demokrat yang dilakukan sejumlah pihak salah satunya dari lingkungan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal tersebut diketahui AHY pada sepuluh hari yang lalu dari laporan aduan para pimpinan dan kader partainya yang diduga melibatkan pihak luar atau eksternal partai dilakukan secara sistematis.

Bahkan AHY menyebut gabungan dari pelaku gerakan ini ada 5 orang terdiri dari 1 kader Partai Demokrat aktif, 1 kader yang sudah 6 tahun tidak aktif, satu mantan kader yang sudah 9 tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan 1 kader yang telah keluar dari partai 3 tahun yang lalu.

“Sedangkan yang non kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan yang sedang kami mintakan konfirmasi dan klarifikasinya kepada Presiden Joko Widodo,” beber AHY dalam siaran telekonference di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta Pusat, Senin (1/2/2021) kemarin.

AHY mengatakan ajakan untuk mengambil alih untuk menggantikan ketua umum PD pun dengan berbagai cara. Mulai dari telepon hingga melakukan pertemuan langsung. Hal tersebut membuat para kader dan pimpinan menjadi tidak merasa nyaman. Dalam komunikasi mereka, pengambil alihan posisi ketua umum PD dijadikan kendaraan sebagai calon presiden pada Pemilu 2024 mendatang.

Pada hari yang sama, Kepala KSP Moeldoko buka suara terkait tudingan yang mengarah pada dirinya. Mantan Panglima TNI itu membantah tudingan yang menyebut dirinya merupakan dalang kudeta kepemimpinan di Partai Demokrat.

Namun dia mengakui, memang sempat kedatangan tamu yang diduga kader Demokrat. Menurut Moeldoko, kedatangan mereka untuk menyampaikan keluhan mengenai konflik di tubuh partai berlambang Mercy itu.

“Berikutnya pada curhat tentang situasi yang dihadapi, ya gua dengerin aja, berikutnya ya dengerin aja. Saya sih sebenarnya prihatin lihat situasi itu, karena saya bagian yang mencintai Demokrat,” kata Moeldoko. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *