BERITABUANA.CO, JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI, Syarief Hasan menyayangkan kebijakan Pemerintah soal kedatangan Warga Negara Asing (WNA) asal China di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soeta), pada Sabtu (23/1/2021) kemarin.
“Kebijakan tersebut kontraproduktif dengan agenda pemutusan rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia,” kata Syarif Hasan melalui keterangan tertulisnya, Selasa )26/1/2021).
Syarief Hasan juga mengkritik keras langkah Ditjen Imigrasi yang menyatakan bahwa 153 WNA asal China masuk ke dalam kelompok yang dikecualikan dengan berbagai alasan-alasan pembenaran di masa pelarangan WNA masuk ke Indonesia.
“Pengecualian ini sangat tidak adil dan tidak menunjukkan ketegasan pemerintah dalam memutus Covid-19,” ungkapnya.
Memang, beberapa waktu yang lalu, Pemerintah melakukan pelarangan keluar masuk Indonesia bagi WNA.
“Kebijakan ini sudah baik namun diciderai dengan masuknya WNA asal China tersebut yang merupakan negara episentrum awal Covid-19,” ungkap Syarief Hasan.
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini menyebut, seharusnya WNA asal China itu tidak boleh masuk ke Indonesia selama diberlakukannya pelarangan WNA yang diumumkan Menko Perekonomian.
“Kita tidak bisa memastikan bahwa WNA tersebut betul-betul tidak menjadi klaster baru Covid-19 di Indonesia,” kata Syarif seraya menyebut jumlah kasus positif Covid-19 sudah hampir mencapai 1 Juta kasus positif dan 27 ribu diantaranya meninggal dunia.
Mestinya, kata Syarif Hasan, pemerintah harus lebih peka dengan kondisi hari ini. Sebab, menerima WNA berarti membuka keran untuk penyebaran kasus Covid-19 kembali.
“Harusnya pemutusan rantai Covid-19 harus menjadi prioritas utama hari ini. Covid-19 lah yang menyebabkan melemahnya ekonomi dan sosial. Sehingga, kebijakan penyelesaian di hulu harus terus dilakukan melalui pemutusan rantai penyebaran Covid-19,” ungkap Syarief.
Untuk itu, ia berharap semua pemangku kepentingan saling mendukung dalam menjalankan kebijakan pelarangan WNA masuk Indonesia. Menurutnya, hal ini penting dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19.
“Jangan lagi ada celah masuknya WNA yang berpotensi memperpanjang catatan dampak Covid-19 di Indonesia,” tutup Syarief Hasan. (Rls)