Sosialisasi Empat Pilar Lewat Kolaborasi Seni Aceh dengan Seni Jawa Barat di Citeureup

by
Kolaborasi Seni Aceh dengan Seni Jawa Barat. (Foto: Humas MPR)

BERITABUANA.CO, BOGOR – Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI dan Bhinneka Tungga Ika terus gencar digelar MPR RI melalui metode Pagelaran Seni Budaya (PSB) dengan menampilkan berbagai budaya di seluruh Indonesia. Meskipun Indonesia masih dalam masa pandemi Covid-19, penyelenggaraannya dilaksanakan dengan memberlakukan protokol kesehatan yang ketat.

Seperti pagelaran seni budaya di Rumah Seni & Budaya Perumahan Indogreen Desa Gunung Sari, Kec. Citereup Kab. Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/12/2020) dengan mengangkat ‘Tarian Aceh’ oleh Sanggar Rumoh Budaya dan Sanggar Seni Hegar. Acara ini dihadiri oleh Anggota MPR RI (Fraksi PAN) H. Nazaruddin Dek Gam, SH.; Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi Setjen. MPR Siti Fauziah, SE., MM.; Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antarlembaga dan Layanan Informasi MPR Budi Muliawan, SH., MH., Kepala Desa Gunung Sari Uwes Wijaya, dan Ketua Karang Taruna Desa Gunung Sari.

Anggota MPR RI Nazaruddin Dek Gam dalam sambutannya berharap agar para pekerja seni di seluruh Indonesia bisa menjadi pelopor pengamalan Empat Pilar MPR secara benar dan konsisten. Menurut Dek Gam, begitu politisi Partai PAN ini biasa disapa, ini penting untuk mencerminkan ke-bhinnekaan mari kita kolaborasikan seni budaya daerah-daerah yang ada di Indonesia, seperti pagelaran ini seni budaya Aceh digelar di Jawa Barat.

Jadi untuk mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika itu kita perpadukan bukan hanya lewat bahasa atau lewat lain-lain, tapi lewat seni. Hari ini kita tampilkan seni Jawa Barat dengan seni Aceh. Jadi harus sama-sama kita tingkatkan dan rawat Bhinneka Tunggal Ika kita agar Pancasila tetap abadi.

Pagelaran ini tidak cukup sampai sini tapi nanti kita lakukan di Aceh dengan mengundang seluruh tarian-tarian yang ada di Aceh, seperti seni Jawa Barat, Jawa Timur, atau bahkan dari Papua kita tampilkan di Aceh, agar masyarakat tahu bahwa  Aceh itu akan aman dan bagian dari NKRI, ini tugas kita bersama menjaganya.

Presiden Tim Sepakbola Persiraja Banda Aceh ini memastikan akan merekrut pemain dari setiap provinsi, malah pemain Aceh sendiri cuma dua orang dan para pemain asal provinsi lain dipastikan masuk dalam tim utama, itulah Bhinneka Tunggal Ika tanpa memandang agama, asal dan sukunya, yang penting kita bangun sepak bola dengan Bhinneka Tunggal Ika, ujar pemilik satu-satunya tim Liga 1 yang ada di Sumatera.

Kepala Biro Humas Setjen MPR, Siti Fauziah. (Foto: Humas MPR)

Sementara itu, Kepala Biro Humas Setjen MPR Siti Fauziah menyampaikan rasa syukur kehadirat Allah SWT karena pada pagi hari ini kita bisa berkumpul di rumah seni dan budaya ini dalam keadaan sehat wal’afiat di tengah pandemi covid dan disini protokol kesehatan tetap diperhatikan wajib memakai masker, disediakan handsinitizer dan face shield.

Saya merasa bangga, karena berapa kali melaksanakan paggelaran seni budaya di beberapa provinsi dengan kesenian yang berbeda-beda. Tapi kali ini, kita mengadakannya di daerah Jawa Barat yang akan menampilkan perpaduan antara kesenian Jawa Barat seperti tari topeng kencana dan tari laras sati, dengan tarian dan kesenian dari daerah Aceh.

Pagelaran dengan memadukan dua kesenian daerah ini baru pertama kali diselenggarakan yang mencerminkan Bhinneka Tunggal Ika. Ini adalah salah satu dari metode sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang harus kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena salah satu tujuan MPR mengadakan sosialisasi melalui seni budaya, untuk melestarikan kebudayaan daerah yang sudah mulai dilupakan.

Tarian asal Aceh seperti tari ratoh jaroe, ranup lampuan, rapa’i geleng, yang akan ditampilkan oleh seniman dari Jawa Barat. Memperkenalkan tarian daerah yang mungkin bapak ibu belum pernah ke daerah Aceh tapi tariannya akan tampil disini. Ditengah pandemi ini kita tetap perlu hiburan agar bahagia, karena untuk penjaga imun harus bahagia, jadi pagelaran ini selain menghibur tapi didalamnya ada panutan.

Kalau karyanya tidak kompak artinya tidak bisa jadi satu seni tari yang indah dimana itu adalah pencerminan dari Empat Pilar MPR RI, jadi dalam seni itu ada hiburan, ada tuntunan, panutan dan mari kita melestarikan kesenian leluhur kita. Oleh karena itulah atas inisiatif dari pak Nazaruddin sosialisasi dengan metode Pagelaran Seni Budaya  itu ditampilkan disini agar semua hadirin bisa menyaksikan betapa kayanya seni budaya yang kita miliki, ujar Siti. (Rls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *