“HIDUP dan mati”, lalu “sakit dan sehat”, juga “populer” dan “terjerembab”, adalah bagian dari pengembaraan hidup. Saya teringat Tommy Page, Phil Collins, Frank Sinatra, Broery Pesolima, The Mercy’s, Koes Plus. Pernah populer. Semua ada masanya.
Pepatah lama mengatakan, “Setiap orang ada masanya”. Dan, “setiap masa ada orangnya”. Itu adalah hukum alam (natural). Sebagian dari mereka, telah pergi, “Gone With The Wind”.
Armand Nicholi, seorang Profesor klinis psikiatri di Harvard Medical School dan Rumah Sakit Umum Massachusetts berasumsi. “Waktu itu seperti Oksigen (O2). Ada jumlah minuman yang diperlukan untuk bertahan.” Yang tak dapat lagi menghirup Oksigen, tentu tidak lagi ada dalam pengembaraan.
Manusia, dari berbagai profesi. Masing-masing punya daya tahan (survival), untuk tetap populer, tetap sehat, dan tetap seperti berusia muda. Sama seperti kita, tak selamanya sehat. Ada kalanya sakit, lalu sehat kembali. Atau sakit, kemudian dipanggil yang kuasa untuk kembali keharibaan-Nya.
Iseng-iseng, saya mengunjungi “facebook” seorang kawan lama. Sesama ‘journalist’. Terkejut! Salah seorang vokalis Group asal Kota Kembang (Bandung), Trio Bimbo, sakit. Panggilan populernya “Acil”, atau nama lengkapnya Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah saat ini, sedang terbaring di sebuah Rumah Sakit, di Bandung.
Meski terkejut, namun tidaklah terhenyak. Memaklumi, lelaki bersuara “Bariton” (berat) ini, memang sudah termasuk berusia lanjut. Acil, anak ke-2 dari tujuh bersaudara, kini telah berusia 81 tahun ( lahir 1943). Di samping populer bersama adik-kakaknya dengan Group band Trio Bimbo (Bimbo), sejak tahun 1967: Raden Muhammad Samsudin Dajat Hardjakusumah (82 th), Raden Jaka Purnama Dajat Hardjakusumah (78 thn), dan adik bungsunya Iin Parlina (72 thn), juga adalah seorang notaris.
Tak urung, Pejabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin menyempatkan diri menjenguk ke Rumah Sakit, dan mendoakan kesembuhan. Tentu, semua publik di Indonesia yang mengenal kiprah Bimbo di blantika musik Indonesia. Ikut mendoakan kesembuhan. Dari jelata, hingga penjabat tinggi negara.
Sejumlah lagu yang dinyanyikan Acil, pasti mudah diingat. Suara “Bariton”-nya, seperti dalam lagu “Tajam Tak Bertepi”, terasa asyik di dengar. Tak banyak penyanyi bersuara “Bariton” seperti Acil. Di mana dalam musik, suara ini biasanya ditulis dalam nada “A” kedua, di bawah Nada “C” tengah (A2), hingga ke nada “F” di atas nada “C” tengah (F4).
Bariton adalah jenis suara pria dewasa, antara suara “Bass” dan “Tenor”. Kata Bariton berasal dari bahasa Yunani yang berarti “suara berat”, dan terdengar berat. Kata Bariton, bermula dari “Baritonans” pada abad ke-15 dalam musik keagamaan di Perancis.
Bimbo, sekalipun semua anggota groupnya telah berusia lanjut, namun tetap digandrungi. Serta memiliki penggemar khas. Dalam perjalanannya bermusik, mereka banyak merilis lagu-lagu rohani, seperti: “Bermata Tapi Tak Melihat”, “Sajadah Panjang”, “Rindu Kami Padamu”, “Tuhan”, dll. Setidaknya, dalam 40 tahun bermusik, Bimbo telah mengeluarkan 800 lagu (200 album).
Cepat sehat, Kang Acil. Lagu-lagu “Kang Acil” bersuara berat (Bariton) lain: “Bulan Merah”, “Angin November”, masih sering Kami dengar. Asyik. Kami terus mendoakan kesembuhan salah satu legenda musik POP Indonesia ini.
*Sabpri Piliang* – (Wartawan Senior/Anggota Dewan Kehormatan www.beritabuana.co)