BERITABUANA.CO, JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI, Christina Aryani menilai, deklarasi yang dilakukan kelompok United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) pimpinan Benny Wenda hanya sebuah gimik politik saja.
“Tiap 1 Desember always the same thing, mereka kan selalu memanfaatkan momen itu. Mereka pasti mencoba gimik-gimik baru untuk menarik perhatian. Bahkan kayak di sidang PBB, itu kan kita lihat ada pattern, ada pola yang selalu diambil, ya namanya orang usaha ya pasti segala sesuatu dilakukan,” tegas Christina kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (2/12/2020).
Christina menyampaikan ini, terkait kelompok United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) yang mendeklarasikan pemerintahan sementara Papua.
Melanjutkan pernyataanya, Cristina menyebut bahwa deklarasi yang dilakukan Benny Wenda dkk, hanya untuk mencari perhatian dan gaya yang dilakukan mudah ditebak.
“Nah sekarang masalahnya mau gimana? lepas dari Indonesia? Ya nggak bisalah, kita mengakui NKRI itu satu,” tambahnya.
Lebih jauh, Ketua DPP Partai Golkar ini mengungkapkan, deklarasi dari Benny Wenda Cs bukanlah hal yang pertama. Namun Christina menanggap dunia Internasional tetap mengakui Papua merupakan bagian dari Indonesia.
“Lalu kayak di Inggris dulu juga deklarasi, di Oxford, di sana juga mengakuinya Indonesia kita kok. Jadi memang selalu kita lihat selalu diangkat-angkat tiap 1 Desember dapat momentum untuk angkat ini,” paparnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, ULWMP pimpinan Benny Wenda mengumumkan pemerintahan pembentukan sementara Papua Barat secara sepihak. Langkah Benny Wenda soal Papua Barat tak bisa dibenarkan.
“Today, we announce the formation of our Provisional Government of #WestPapua. From today, December 1, 2020, we begin implementing our own constitution and reclaiming our sovereign land,” tulis Benny Wenda di akun Twitternya, seperti dilihat Rabu (2/12/2020).
UMLWP mendeklarasikan pemerintahan sementara Papua Barat, namun tidak ada kejelasan terkait tempat dan waktu deklarasi ini. (Jal)