Gairah Si Janda Bolong

by
Antusiasme pecinta tanaman hias di Pasar Tanaman Hias yang digelar 28 November 2020 di Bogor Nirwana Residence.

DI era pandemi ini tanaman hias kembali booming. Jenis dan varian tanaman Philodendron dicari-cari. Semakin sulit dicari, katakanlah barang langka, harga Philodendron makin ‘menggila’. Akhirnya, Philodendron dianggap ‘mengisi kekosongan’ tren tanaman selepas era anthurium yang sangat fenomenal.

ERA Gelombang Cinta disinyalir ‘digoreng’ oleh oknum pemain lama tanaman hias sehingga harganya sangat fantastis dan tak logis. Tak urung banyak pemain baru kepincut, lalu ‘terjerumus’ dalam permainan rugi – laba. Beli dengan harga mahal, namun tak mampu menjual dengan harga lebih lantaran tren anthurium sudah berakhir.

Akhir 2019, tak sedikit hobbies tanaman hias yang menjustifikasi bahwa tren tanaman hias diciptakan oleh segelintir orang. Lagipula, mereka khawatir terulang kisah lama tren sang Gelombang Cinta yang sesaat lalu menghilang. Akhirnya, tanaman hias hanya dianggap tren yang ‘menjerumuskan’. Padahal, tren tanaman hias Philedendron tak hanya terjadi di negeri ini, melainkan terjadi di Amerika Serikat, Eropa hingga Australia.

Kita bisa telusuri, misalnya melalui media sosial, bahwa ornamental plant atau indoor plant dan semacamnya sudah menjadi tradisi bule. Sebagai indoor plant (tanaman dalam ruangan) tentunya tanaman tidak membutuhkan sinar matahari sepanjang waktu, tidak perlu disiram setiap hari sehingga perawatannya relatif lebih mudah. Karena itulah Philodendron, tanaman tropis ini, menjadi pilihan hingga akhirnya menjadi tren. Berbeda dengan era anthurium.

Jaman anthurium, akses internet masih sangat terbatas. Media sosial pun tak semeriah sekarang. Wajar jika Gelombang Cinta menjadi permainan segelintir pemain lokal. Di era kekinian, situasi dan kondisinya berbeda. Kita bisa mengakses internet dan media sosial sebebas-bebasnya, bahwa tren Philodendron memang mendunia. Potensi inilah yang ditangkap eksportir tanaman hias seperti Ade Wardhana.

Pria muda lulusan IPB ini memanfaatkan jejaring di luar negeri untuk memasok tanaman hias dari Indonesia melalui merk Minaqu Home Nature. “Selama ini Minaqu fokus pada pasar ekspor, tapi ternyata pasar lokal pun sudah banyak yang berminat dengan tanaman hias dan permintaan tinggi,” kata Ade. Realisasi dari insting bisnisnya, Ade membangun kantor sekaligus display tanaman hias di Bogor Nirwana Residence (BNR) khusus bagi pemburu tanaman hias maupun pedagang.

Bermitra dengan petani yang berada di sekitar Bogor, Cianjur dan Bandung, Minaqu berupaya menyediakan pasokan tanaman hias yang dibutuhkan. “Minaqu menjembatani petani, pedagang dan pehobi tanaman hias sehingga stok tanaman hias senantiasa terjaga, “ tutur Ade lagi.

Monthai (Philodendron Monstera Thailand Constellation Variegated) dibandrol antara Rp 4.000.000 hingga Rp 11.000.000

Gairah tren tanaman hias disambut Minaqu dengan membangun kawasan Pasar Tanaman Hias di BNR yang resmi dibuka minggu terakhir November 2020 lalu. Melalui #gerakanbelanjatanamanhias Ade berharap, “Jelas roda ekonomi berputar kembali melalui tanaman hias,” tutur mantan eksportir ikan hias ini.

Tercatat sekitar 60-an lapak di Pasar Tanaman Hias yang dibuka pada 28 November 2020 itu. Selain Philodendron ring of fire varigata dan golden, monstera non varigata, lapak didominasi aglonema, caladium, anthurium hingga alocasia yang dipenuhi pembeli. “Saya suka keladi, corak daunnya keren, warna-warni. Ga’ mampu beli Janda Bolong deh. Mahaaaal…,” kata Nurayah, salah seorang yang memborong caladium.

Philodendron Ring of Fire Variegated dan jenis Golden termasuk tanaman hias yang diburu.

Janda Bolong (philodendron monstera adansonii variegated) menjurus pada tanaman dengan harga fantastis. Namun masih sederet varian Philodendron yang dibandrol secara ‘suka-suka’. Sebut saja Minima, Monstera Thailand Constellation Variegated, Billitiae Variegated (kabel busi), Monstera King. Mahal atau sebaliknya, yang penting gairah tanaman hias bisa menggerakkan roda ekonomi. (bn/byg)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *