Komisi VII DPR Dorong Terealisasinya Proyek Revamping Kilang TPPI Sesuai Target

by
Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto.

BERITABUANA.CO, TUBAN – Komisi VII DPR RI menggelar Kunjungan Kerja Spesifik ke PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan dengan meninjau perkembangan aspek strategis industri petrochemical. Dalam kunjungan ini, Komisi VII DPR RI mendapati informasi mengenai proyek revamping kilang PT TPPI yang mengalami hambatan. Komisi VII DPPR RI mendorong proyek ini dapat selesai sesuai target.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto usai memimpin pertemuan Tim Kunspek Komisi VII DPR RI dengan Presiden Direktur PT TPPI Yulian Dekri, Dirjen Migas Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariaji, Dirut Kilang Pertamina Internasional (KPI) Ignatius Tallulembang dan Sekretaris SKK Migas Murdo Gantoro, di PT TPPI, Tuban, Provinsi Jawa Timur, Kamis kemarin (26/11/2020).

“Komisi VII sudah membedah bersama pihak manajemen TPPI, Pertamina, Kementerian ESDM dan SKK Migas. Saya rasa pemaparan yang disampaikan pihak manajemen sangat baik dalam kerangka perekonomian maupun aspek strategis. Untuk itu demi keberlangsungan pertumbuhan ekonomi yang baik di Indonesia. Komisi VII mendorong proyek revamping kilang TPPI harus segera terealisasi dalam kurun waktu tiga tahun sebagaimana yang diminta Presiden,” ujar Sugeng.

Lebih lanjut, Komisi VII DPR RI telah mendapat pemahaman secara komprehensif tentang perkembangan proyek TPPI revamping dan olefin. Komisi VII DPR RI mengapresiasi pengembangan industri olefin yang memiliki aspek strategis dengan berbagai produk turunan yang sangat dibutuhkan. Karena saat ini Indonesia masih tergantung pada produk impor untuk bahan industri.

Sugeng menambahkan, dengan terealisasinya proyek ini dinilai akan dapat memperbaiki perekonomian di Indonesia, karena dapat mengurangi jumlah impor produk petrokimia yang dibutuhkan negara, tentunya akan dapat menghemat devisa negara. “Dengan terealisasinya produksi kilang minyak di TPPI bisa menghemat devisa itu sendiri senilai 4,9 miliar dollar AS atau kurang lebih Rp 56 triliun,” papar politisi F-NasDem itu.

Sebagai tindak lanjut dari kunjungan ini, Komisi VII DPR RI akan menggelar rapat internal guna membahas agar proyek TPPI dapat berjalan sesuai target. Serta, rapat lintas komisi bersama Komisi VI DPR RI menyangkut BUMN dan Komisi XI DPR RI menyangkut anggaran, agar persoalan yang menghambat pembangunan proyek tersebut bisa terselesaikan.

Di tempat yang sama, Presdir & CEO TPPI Yulian Dekri dalam penjelasannya menyampaikan industri yang ada di TPPI sangat mendukung daripada industri petrokimia itu sendiri. Sebagaimana diketahui, industri petrokimia merupakan tulang punggung dari semua industri dan bahan untuk sandang, pangan dan papan.

“Sehingga bisa juga disebut sebagai industri ibu yang perkembangannya sangat dibutuhkan. Kaitannya dengan TPPI supaya terus tumbuh dan berkembang kemudian kemaslahatan masyarakat terpenuhi semua, maka kami harapkan proyek revamping dan olefin ini berjalan sesuai jadwal,” ucap Yulian.

Dengan kunjungan Komisi VII DPR RI ini, Yulian sangat berharap mendapat dukungan dari DPR agar project yang sedang berjalan revamping dan olefin yang sudah direncanakan bisa berjalan dan keduanya bisa segera terwujud.

Diketahui, TPPI sedang menjalankan proyek revamping platforming dan aromatik yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas platforming unit dari 50.000 barrel per hari menjadi 55.000 barrel per hari dan kapasitas produksi paraxylene 600.000 ton per tahun menjadi 780.000 ton per tahun dengan biaya pembangunan sebesar 180 juta dollar AS.

Terkait dengan dukungan TPPI untuk mengurangi produk impor paraxylene, perusahaan sudah mulai mengoperasikan unit produksi paraxylene sejak Agustus 2020 secara dual mode (menghasilkan produk petrokimia dan produk BBM) dan akan ditingkatkan secara bertahap. Kebutuhan domestik paraxylene sekarang telah mencapai 1 juta ton per tahun. Sedangkan pemasok dari dalam negeri selain TPPI adalah Kilang RU IV Pertamina yang mempunyai kapasitas produksi sekitar 220.000 ton per tahun.

Untuk mengurangi impor paraxylene pada tahun 2021, TPPI akan memproduksi sejumlah 280.000 ton per tahun paraxylene selain juga memproduksi bahan bakar Pertamax. Bersama dengan produksi paraxylene Pertamina RU IV Cilacap sebesar 220.000 ton per tahun, maka total produksi paraxylene dalam negeri menjadi 500.000 ton per tahun, atau dapat mengurangi impor hingga 50 persen.

Pada tahun 2022, dengan selesainya proyek revamping tersebut, TPPI akan dapat meningkatkan produksi paraxylene menjadi 780,000 ton per tahun, sehingga tambahan produksi tersebut dapat memenuhi seluruh kebutuhan paraxylene dalam negeri saat ini bersama-sama dengan Pertamina.

Sementara pembangunan Proyek TPPI Olefin Complex disampaikan Ignatius Tallulembang CEO PT. KPI memiliki nilai investasi hampir mencapai 3,9 miliar dollar AS yang memproduksi olefin dan turunannya adalah salah satu program strategis nasional dan merupakan tindak lanjut instruksi Presiden Joko Widodo yang mengharapkan adanya pembangunan kilang olefin sebagai solusi ketergantungan impor terhadap bahan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi hajat hidupnya. (Rls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *