Lestari Moerdijat : Mengokohkan Kearifan Lokal Agar Tahan Terhadap Infiltrasi Budaya Asing

by
Wakil Ketua MPR RI dari F-NasDem, Lestari Moerdijat. (Foto: Humas MPR)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat SS, MM, mengingatkan, masuknya nilai-nilai asing dari luar, bisa berpengaruh buruk terhadap perkembangan budaya Nusantara. Apalagi, infiltrasi budaya asing itu terjadi setiap saat dan terus menerus melalui berbagai sarana informasi.

Salah satu bukti pengaruh buruk infiltrasi budaya asing, itu adalah terkikisnya nalai-nilai luhur yang diwariskan nenek moyang bangsa Indonesia. Padahal nilai-nilai luhur yang mulai terkikis, itu merupakan ciri dan kepribadian bangsa Indonesia. Seperti sikap gotong royong dan kekeluargaan.

“Kegiatan gotong royong yang dulu selalu dilakukan masyarakat, saat ini semakin sulit ditemukan. Sebagai ganti adalah munculnya sikap individualisme dan hidup sendiri-sendiri,” kata Lestari menambahkan.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat menjadi pembicara kunci pada acara Focus Group Discussion. Acara tersebut berlangsung di Auditorium Rooseno Plaza, Kemang Jakarta Selatan, Rabu (25/11/2020).

Ada lima pembicara yang ikut membahas tema FGD, yakni “Pemahaman Nilai Penting Warisan Budaya Dalam Penguatan Kebangsaan”. Kelima Nara sumber itu adalah, Arkeolog dan Pakar Cagar Budaya Prof. Mundardjito, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dr. Ir. Hetifah Sjaifudian, MPP, Arkeolog Dr. Supratikno Raharjo, Antropolog Soraya Arif, serta Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Drs. Fitra Arda M. Hum.

Untuk meminimalisir pengaruh buruk infiltrasi nilai-nilai asing, kata Rerei sapaan akrab Lestari harus ada upaya penguatan budaya lokal. Agar, kemampuan budaya lokal dalam menahan dan mementahkan nilai-nilai asing makin kuat. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah, mengenalkan budaya lokal kepada generasi muda melalui jalur pendidikan, baik formal maupun non formal.

“Kalau kita kuat, seberapapun pengaruh asing yang masuk, tidak akan berpengaruh terhadap budaya lokal. Seperti Bangsa Jepang mampu mempertahankan budayanya sendiri, meski modernisme di negara itu bertiup sangat kencang,” kata Rerei menambahkan.

Reri berharap rakyat Indonesia bisa mencontoh kemampuan bangsa Jepang dalam melestarikan kearifan lokalnya. Apalagi, kearifan lokal Bangsa Indonesia sangat beragam. Kalau itu bisa dikelola dengan baik, tentu dapat memberi keuntungan bagi bangsa Indonesia sendiri. (Rls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *