Kearifan Lokal dan BMKG Pegangan Petani Hindari Gagal Tanam

by
BMKG Provinsi NTT dan Dinas Pertanian NTT usai jumpa pers terkait musim penghujan. (Foto: iir)

BERITABUANA.CO, KUPANG – Masyarakat petani disamping menggunakan kearifan lokal, juga harus mengikuti semua informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), untuk menghindari gagal tanam. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pertanian Provinsi NTT, Lucky Koli saat jumpa pers di Kantor Gubernur NTT, Senin (3/10/2022) sore.

Kearifan lokal dan informasi cuaca dari BMKG, menurut Lucky Koli, untuk menghindari gagal tanam akibat salah memprediksi curah hujan, apalagi bisa sampai gagal panen. Ia pun mengharapkan agar pemerintah terus menyampaikan informasi, mengingat terbatasnya sumber daya dan benih-benih, karena banyak daerah yang tidak mempersiapkan benih, tapi lebih fokus di daerahnya.

“Kita juga keterbatasan dari sisi anggarannya, sehingga kearifan ini yang perlu kita sampaikan kepada seluruh masyarakat pertanian, untuk betul-betul bijak dalam melihat fenomena alam ini,” ungkap Lucky Koli.

Bagi dia, informasi-informasi dari BMKG, sebagai referensi utama untuk bisa melakukan penanaman sampai pada panen, sekaligus menghindari kerugian yang lebih besar, akibat kesalahan membaca situasi alam.

“Kami apresiasi kepada BMKG, karena sudah ada kerjasama, sehingga nanti secara rutin setiap 10 hari merilis, untuk kemudian ini akan menjadi informasi bagi masyarakat di pedesaan,” kata Lucky Koli.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Stasiun Klimatologi NTT, Rahmattulloh Adji mengakui, untuk beberapa wilayah di Provinsi NTT sudah terjadi hujan. Tapi untuk mengetahui sudah masuk musim penghujan atau belum, ada kriteria tersendiri.

“Yang kita tahu adalah bahwa suatu wilayah itu disebut masuk musim hujan, jika dalam 10 hari itu yang terukur adalah 50 mm atau lebih, dan diikuti oleh dua dasar harian berikutnya, arti dalam satu bulan itu kurang lebih sekitar 150 mm, baru itulah dikatakan wilayah tersebut telah memasuki musim penghujan,” urai Rahmattulloh Adji.

Pihaknya selalu meng-update 10 harian, dan di setiap bulannya menerbitkan buku analisis atau evaluasi curah hujan bulanan, dan perkiraan hujan tiga bulanan.

“Buku analisis ini sebagai pelengkap dari prediksi prakiraan musim, yang sudah kita perbaikan setahun dua kali,” tandasnya. (Iir)