Menkeu Salahkan Kolonial Biang Kerok Terpuruknya Ekonomi, Legislator Demokrat Bilang Begini

by
Anggota Komisi XI DPR RI dari F-PD, Didi Irawadi.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani menyalahkan zaman penjajah kolonial yang telah menjadi biang kerok dalam memporakporandakan ekonomi nasional hingga saat ini.

Menangapi hal tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat (F-PD), Didi Irawadi Syamsuddin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/11/2020) mengatakan, kalau tidak ada negara lain yang menyalahkan para penjajah soal ekonomi.

Didi justru melihat kalau banyak negara-negara yang justru bangkit setelah dijajah oleh negara lain seperti Jepang hinggap Malaysia.

“Sesungguhnya banyak negara lain yang pernah hancur lebur karena kalah perang, seperti Jepang, Jerman, Korea Selatan. Namun kemudian mereka menjadi negara yang sejahtera. Bahkan bisa mengalahkan negara yang pernah mengalahkannya. Lihatlah Jerman dan Jepang, kenapa bisa bangkit cepat, tidak lain karena disiplin, kerja keras dan terus menciptakan SDM yang unggul,” kata dia.

“Atau eks negara jajahan seperti Malaysia, Singapura tetapi tetap menjadi negara yang sejahtera di kemudian hari. Paling tidak negara Malaysia. Sama dengan kita pernah dijajah, tetapi saat ini lebih makmur dari kita,” sambungnya lagi.

Politisi Parytai Demokrat tersebut juga menuturkan bila Sri Mulyani merasa penjajah di zaman kolonial sebagai biang kerok rusaknya tatanan ekonomi nasional, maka perlu diperjuangkan olehnya.

“Agak terlalu jauh kita melihat ke masa kolonial Belanda namun jika ada yang masih bisa diperjuangkan, untuk mengejar apa yang menjadi hak bangsa Indonesia di masa lalu, tentu silakan bagi Menteri Keuangan Ibu Sri Mulyani, jika bisa mengejar dan memperjuangkannya,” tuturnya.

Didi menyatakan bila Sri Mulyani tidak patut menyalahkan masa lalu dan ia meminta agar Menkeu dua periode itu agar mengoptimalkan SDA dan SDM di Indonesia yang bisa membangkitkan ekonomi nasional. Menurutnya, dalam konteks Indonesia Sri Mulyani tidak sepatutnya untuk terus menyalahkan dan meratapi masa lalu.

“Haruslah tetap bisa mengoptimalkan keunggulan komparatif yang ada, yakni agraris dan laut. Belum lagi sumber daya alam yang ada. Plus tentu terus membangun sumber daya manusia yang unggul. Dengan catatan korupsi, birokrasi nakal dan malapraktek kekuasaan lainnya terus kita perangi dan berantas,” tutupnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sejak awal kemerdekaan hingga 75 tahun Indonesia merdeka, negara tidak selalu dalam situasi yang mudah secara ekonomi maupun keuangan.

“Dari sisi ekonomi waktu kita merdeka, kita diberikan warisan Belanda tidak hanya perekonomian yang rusak, namun juga utang dari pemerintahan kolonial,” kata Sri Mulyani beberapa waktu lalu. (Rls)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *