Dyah Roro: Krisis Kesehatan Saat Pandemi Pengaruhi Tiga Sektor Penting

by
Politisi perempuan Partai Golkar, Dyah Roro saat menjadi narasuber diskusi Empat Pilar MPR dengan tema "Marak Kekerasan pada Anak, Ancaman Bagi Generasi Penerus Bangsa?". (Foto: Jimmy)

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR RI, Dyah Roro Esti berbicara dalam diskusi virtual Launch of the Westminster Foundation for Democracy (WFD) Environmental Democracy Initiative, sebagai perwakilan dari anggota parlemen Indonesia beberapa waktu lalu.

Dalam paparannya, politisi milenial anggota komisi energi, riset dan teknologi DPR RI ini menyatakan kesadarannya bahwa cara tercepat untuk membuat sebuah perubahan adalah dengan terlibat aktif di dalam parlemen atau pemerintahan, dimana hal ini memotivasinya untuk menjadi bagian dari sistem tersebut.

Selanjutnya, Roro Esti berpendapat bahwa salah satu masalah terbesar dalam kurangnya pastisipasi kaum muda dalam politik yaitu adanya stigma politik yang buruk, serta kurangnya rasa percaya dan transparansi akan keberlangsungan pembuatan kebijakan.

“Saat ini di Indonesia ada sekitar 10% dari total anggota DPR RI yang masuk dalam kategori muda, di bawah umur 40 tahun yang tersebar di beberapa komisi,” ujar Dyah Roro.

Dalam paparannya juga politisi muda ini bertujuan untuk fokus dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi Indonesia, maka ketertarikannya dalam mengangkat isu yang terkait dengan sustainability dan climate change. Adapun terkait isu perubahan iklim, kader muda partai Golkar ini perlu menjadi bahan diskusi sehari hari.

Krisis kesehatan yang terjadi di masa pandemi ini menyebabkan krisis di tiga sektor yaitu Lingkungan, Sosial, dan Ekomomi.

“Saat ini, kita sedang berada dalam krisis Kesehatan akibat pandemi, dimana krisis ini tak hanya mempengaruhi lingkungan, tapi juga mempengaruhi sektor ekonomi, dan sosial. Hal hal tersebut hanyalah sebagian kecil dibandingkan kemungkinan krisis yang bisa terjadi di masa depan akibat iklim. Oleh karena itu, menurut saya pembangunan berkelanjutan perlu digencarkan, dengan bantuan parlemen,” paparnya.

Tentunya upaya parlemen ini tetap membutuhkan partisipasi publik yang luas. Dyah Roro Esti memaparkan bahwa salah satu inisiatif yang dilakukan oleh DPR RI untuk mengatasi masalah kurangnya partisipasi publik, yaitu melalui inisiatif Open Parliament Indonesia, dimana inisiatif ini menjunjung tinggi nilai transparansi.

Harapannya dengan inisiatif ini, banyak generasi muda yang bisa lebih terbuka dengan dunia politik. Hal ini sangat penting karena kaum muda adalah kelompok yang berpikir kritis dan penuh inspirasi, sehingga akan baik untuk membuat perubahan.

“Dengan begitu akan tercipta kerja sama dan sinergi yang baik dalam bergotong royong menciptakan suatu masa depan yang lebih baik,” pungkas Dyah Roro. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *