Menunggu Gebrakan Dari Sekjen DPR RI yang Baru

by
Gedung Sekretariat Jenderal DPR RI.

BERITABUANA.CO, JAKARTA – Ada nuansa baru ketika Indra Iskandar dilantik sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPR RI Mei 2018 lalu. Dalam sejarahnya, ini lah pertama pucuk pimpinan di lingkungan Kesetjenan DPR berasal dari “luar”.

Dalam kurun waktu yang cukup lama, pejabat Sekjen DPR RI adalah pegawai karir, atau mereka yang meniti tugasnya mulai dari bawah. Sebut saja Faisal Djamal, sebelum menjadi Sekjen, dia adalah pegawai yang sejak awal bekerja dan di tempatkan di beberapa pos di lingkungan Setjen DPR RI.

Begitu juga dengan yang lain, seperti Nurhayati Daud, Sri Sumaryanto Haryanto, Nining Indra Sholeh, Winantuningtyastiti Swasanani, maupun Damayanti, sebelum menduduki jabatan Sekjen DPR RI, mereka sudah meniti karir sebagai pegawai di Setjen DPR RI. Artinya, semua nama tersebut adalah orang “dalam”.

Pernah juga pejabat Sekjen DPR RI berasal dari mantan anggota DPR dari Fraksi ABRI.

Indra Iskandar yang sebelumnya bekerja di lingkungan Sekretariat Negara (Sekneg) mencoba melirik ke Senayan. Indra Iskandar selama ini bekerja di kantor Sekretariat Negara (Sekneg) dengan posisi terkahir Asisten Deputi Hubungan Lembaga Negara dan Daerah.

Adanya ketentuan peraturan yang baru membolehkan Aparatur Sipil Negara (ASN) di tempat lain menduduki jabatan tertentu di tempat yang diinginkan menjadi pintu Indra Iskandar bergabung ke Setjen DPR RI.

Pasalnya, jabatan Sekjen DPR kosong, karena pejabat sebelumnya (Achmad Djuned) memasuki masa pensiun. Jadi lah Indra Iskandar ikut melamar untuk mengikuti seleksi calon Sekjen DPR RI di tahun 2017 – 2018. Hasilnya, dia lolos menyisihkan calon lain, hingga kemudian dilantik oleh Ketua DPR Bambang Soesatyo ketika itu sebagai Sekjen DPR RI.

Menurut pengamat politik Ujang Komarudin, ASN memang bisa ditempatkan dimanapun serta di lembaga negara manapun dan atau di daerah mana pun.

Memasuki tahun ke dua, Indra Iskandar kembali membuat catatan baru di lingkungan Setjen DPR RI. Hari Rabu( 19/8/2020) kemarin, Indra meraih gelar Doktor di bidang Ilmu Manajemen Bisnis dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Menariknya, disertasi yang dia buat sangat terkait dengan jabatannya sekarang.

“Strategi Pengembangan Kapabilitas Organisasi, Sumber Daya Manusia, dan Teknologi untuk Meningkatkan Kinerja Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia”. Kita patut mengapresiasi kesungguhan Indra Iskandar dalam mengembangkan dan memajukan kinerja lembaga DPR, terlebih dia berhasil meraih gelar Doktor dengan sangat memuaskan.

Sejarah juga mencatat, ini lah pertama kalinya seorang pejabat Sekjen DPR menyandang gelar akademis Doktor. Para pendahulunya kalau tidak salah tidak menyandang titel Doktor, tetapi pada umumnya titel akademiknya hanya Strata Satu.

Memang menurut Ujang Komarudin, tidak terlalu istimewa apabila Sekjen DPR RI menyandang gelar Doktor.

Jika sekarang ini Sekjen DPR adalah seorang Doktor, menurut Ujang bagus-bagus saja. Karena saat ini, sudah banyak ASN dan birokrat yang sudah bergelar Doktor.

Memang sempat terdengar sayup-sayup, lolosnya Indra Iskandar sebagai pucuk pimpinan di Setjen DPR tak lepas dari peranan pemerintah. Sebab menurut Ujang Komarudin, pemerintah ingin mengatur lembaga lain di masing-masing internal lembaga negara tersebut, termasuk DPR RI.

Ujang yang dikenal juga sebagai ilmuwan politik dan pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta, menyoroti pelaksanaan seleksi ASN seperti di Setjen DPR RI.

“Di negara ini masih terlalu banyak permainan, apalagi di birokrasi. Soal lulus seleksi untuk di tempatkan di DPR itu hak pemerintah. Namun persoalannya seleksinya terkadang, banyak permainan, biasanya orangnya juga sudah ditentukan siapa yang akan jadi. Terkadang seleksi itu hanya pura-pura agar terkesan prosesnya benar,” ujar Ujang.

Tidak menutup kemungkinan juga masuknya “orang luar” menjadi komandan di Setjen DPR menyisakan permasalahan. Apa ? “Merusak jenjang karier di internal Sekjen DPR. Karena sudah di plot dari luar. Jadi ASN yang di internal Sekjennya biasanya malas-malasan dan kasak-kusuk cari aman,” kata Ujang.

Meski demikian, Ujang mengingatkan, posisi Setjen merupakan jantungnya lembaga DPR, mensupport seluruh kegiatan ke DPR an, selain soal-soal administrasi.

“Juga membantu dan mendukung DPR merancang lembaga legislatif tersebut agar kinerjanya semakin moncer,”imbuhnya. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *