Pakar Kesehatan Ragukan Vaksin Corona Buatan China dan Rusia

by
Covid-19.

BERITABUANA.CO, WASHINGTON – Kabar yang sangat mengejutkan. Keamanan vaksin virus corona atau covid-19, yang sedang dikembangkan China dan Rusia, diragukan oleh pakar kesehatan Amerika Serikat (AS), Dr. Anthony Fauci.

Kekhawatiran Fauci itu dikemukakan dengan mendorong otoritas AS untuk berhati-hati terhadap vaksin Corona produksi kedua negara tersebut. Karena beberapa perusahaan China diketahui berada di garis depan dalam kompetisi pengembangan vaksin Corona secara global.

Sementara Rusia pernah melontarkan harapan untuk menjadi negara pertama yang berhasil memproduksi vaksin Corona untuk publik, dengan target September mendatang.

Atas pernyataan sangat mungkin obat-obatan itu akan menghadapi pemeriksaan ketat mengingat bahwa sistem regulasi di kedua negara jauh lebih samar dibandingkan negara-negara Barat

Seperti dilansir AFP, Sabtu (1/8/2020), kekhawatiran soal vaksin China dan Rusia itu disampaikan Fauci dalam rapat dengar pendapat dengan Kongres AS. Dalam rapat itu, Fauci ditanya apakah AS bisa menggunakan vaksin China atau Rusia jika kedua negara itu berhasil memproduksinya terlebih dulu. Fauci mengindikasikan hal itu tidak mungkin dilakukan.

“Saya berharap agar China dan Rusia benar-benar menguji vaksin sebelum mereka menyuntikkan vaksinnya kepada siapa pun. Kalo tidak diuji coba saya anggap akan bermasalah,” ucap Fauci yang merupakan pakar penyakit menular ini.

Ia sendiri mengaku sangat tidak yakin bahwa akan ada vaksin — yang mengakibatkan negara berketergantungan dengan negara lain.

Direktur Institut Nasional untuk Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) sejak tahun 1984, ini mengaku bahwa bulan lalu, media China mengumumkan bahwa vaksin Corona yang dikembangkan oleh CanSino Biologics disuntikkan terhadap personel militer China.

Hal tersebut menjadikannya sebagai vaksin pertama yang disetujui untuk disuntikkan ke manusia, meskipun pada kalangan terbatas. Banyak ilmuwan dan pakar kesehatan yang mengkritik soal kekhawatiran etika mengingat vaksin itu belum menjalani uji coba klinis tahap akhir.

Dua perusahaan China lainnya, Sinovac dan Sinopharm, telah meluncurkan uji coba klinis tahap ketiga di Brasil dan Uni Emirat Arab (UAE), secara terpisah. Uji coba dilakukan di luar negeri karena China telah mengendalikan sebagian besar virus Corona di wilayahnya, sehingga membutuhkan negara yang masih berjuang menghadapi pandemi Corona.

Sementara itu, Rusia yang diketahui terdepan dalam produksi vaksin global pada era Soviet, juga bertekad menyediakan dua vaksin Corona ke pasaran pada September dan Oktober mendatang. Vaksin pertama dikembangkan oleh Institut Gamaleya dan Kementerian Pertahanan Rusia, sedangkan vaksin kedua dikembangkan oleh laboratorium negara Vektor yang berlokasi di dekat Novosibirsk, Siberia.

Rusia sejauh ini belum merilis data ilmiah untuk membuktikan keamanan maupun efektivitas vaksin mereka.

Tiga kandidat vaksin lainnya, yang merupakan produksi negara Barat, tengah dalam uji coba tahap akhir. Satu vaksin diproduksi oleh perusahaan bioteknologi AS, Moderna dan Institut Kesehatan Nasional, satu vaksin lainnya diproduksi oleh Universitas Oxford dan perusahaan Inggris, AstraZeneca dan satu vaksin lagi diproduksi oleh perusahaan Jerman, BioNTech bersama raksasa farmasi AS, Pfizer. – AFP/Kds –

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *