Pramono Pramudjo: Sang Maestro Karikatur

by
Brigjen Pol. CDL

“Tunggu sebentar ya saya memandikan istri saya dulu kata pak pramono tatkala kami datang untuk sowan”

Taklama kemudian beliau sdh rapi dan menemui kami. Maaf ibu sedang sakit jadi memang harus dibantu. Saya banyak belajar untuk sabar, belajar setia dan belajar menikmati hidup ini. Awalnya juga spt tdk terima dan marah marah dg kondisi spt ini. Kami semakin merasa kecil dan rendah melihat jiwa besar pak Pram. Beliau menceriterakan putranyapun menyarankan menggunakan perawat. Namun pak Pram menjawab : “ibumu mmg hrs saya sendiri yg memegang bukan orang lain. Perawat bisa membantu pd jam kerja dan dia memang bekerja. Tetapi saya mencintainya jam berapapun membutuhkan saya siap melayaninya. Di depan altar saya bersumpah di hadapan Tuhan untuk setia dalam untung dan malang sehat dan sakit. Dan saya berupaya menepati dan menjalankan janji saya di hadapan Tuhan”.

Kami seakan disumbat dengan kerendah hatian beliau. Beliau sbg maestro yang karya2nya sangat luar biasa mjd legenda. Beliau menceriterakan masa belajar di mageng bagaimana susahnya. Pak Pram putra dari bapak Pramudjo seorang guru gambar di sma. Bakat seni mengalir dalam diri pak pram. Beliau menceriterakan pengalaman bgm sampai masuk Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) sekarang ISI yang dimulai dari mengikuti mahasiswa asri yg sdg membuat sket di lapangan, yang waktu itu beliau sebagai mahasiswa UGM. Setiap ditanya anak jurusan senirupa : “kamu jurusan apa ? Di jawab jurusan desain. Jika yang bertanya anak jurusan desain dijawab jurusan patung. Lama kelamaan ketahuan kalau bukan mahasiswa asri. Akhirnya Promono muda ikut seleksi dan diterima sbg mahasiswa asri.

Kepiawaiannya melukis membawanya sbg karikaturis koran Sinar Harapan. Karya karyanya sangat bernas. Garis dan gambar yang perfect sarat simbol dan makna yg dikemas dalam dialog rupa. Karyanya banyak disukai masyarakat. Walaupun kritis namun lucu menghibur. Kehati hatian dalam mengkritik dan berdamai dg situasi khususnya masa orba. Pada suatu saat sore hari ada 4 orang tentara mencari dirinya pas juga ketemu dg pramono sendiri. Mereka bertanya : kenal dengan pramono? Wah sudah pulang pak. Ada apa pak? Mereka menunjukkan gambar karikatur pramono. Dia akan saya bawa ke komandan saya. Paramono sudah pulang pak. Mereka naik ke lantai atas dan pramono turun langsung pulang. Seminggu tdk masuk kantor.

Kartunis selain dituntut peka kritis menguasai teknis namun juga harus lolos tim redaksi. Suatu ketika dikatakan hrs ini hrs begitu … jangan bgn jangan begitu. Pramono yg sabarpun protes gambarnya langsung disobek . Dan berkata : kalau spt yang kalian mau itu namanya poster. Walau banyak kendala banyak tekanan banyak tuntutan dan berbagai rambu yg harus dipatuhi namun pramoni tetap mencintai dan menekuni profesinya sbg karikaturis hingga saat ini. Gambar gambar karikatur yang telah diterbitkan ia tata rapi. Seakan itulah anak anaknya juga. Ribuan kari katur sudah keluar dari tangan pikiran dan hatinya. Keinginannya membuat sekolah karikatur menjadi cita citanya bahkan ingin melatih anak2 muda atau siapa saja yang ingin sungguh2 mjd kartunis. Banyak yang berjanji menulis buku membuat musium bahkan musium yg sdh pernah dirintisnya bersama teman2 karikaturis dan kartunis lainnya di Bali terpaksa hrs ambyar bubar krn yg menjadi penopangnyamemiliki Wil bahkan keluarganyapun bubar juga.

Keong tokoh karikatur yang pernah ia munculkan sbg ikon yg merfeleksikan orang biasa atau rakyat kecil yang lugu lemah juga miskin. Namun kadang sok sok an juga sok tahu sok kuat dan nyebelin juga. Keong ini refleksi keong racun yg perlahan jalannya nggremet itu sbg spirit karikaturnya : peyek diremet remet, ngenyek yo ngenyek ning ojo banget banget. Menyindir ya menyindir tetapi jangan menghakimi atau jangan menyalah nyalahkan atau tidak dg cara2 yg keterlaluan.

Kartun selain keras namun sarat kelembutan. Distorsi penggambaran bukan sebatas melebih lebihkan yg kurang atau mengurangi yg lebih atau sebaliknya. Melainkan menangkap karakter dan menunjukkannya dalam rupa. Karikatur merupakan suatu dialektika, ada tesa anti tesa dan sintesa yang semua menunjukkan satu kesatuan yg sarat dg sanepo atau perumpamaan2 yg sarat makna di baliknya.

Pak Pramono pernah juga membuka kedai senyum di pasar seni ancol. Antrean melukis wajah yg didestorsi ala kartun laris menurut masanya. Tak hanya pejabat atau orang2 yang ingin dikartunkan, bahkan ada orang2 yang sudah meninggalpun ikut memesan. Mereka juga melunasi harga karikatur karya pramono. Setelah jadi dan diantar alamat ternyata orang yang memesan sudah 4 th yg lalu meninggal. Ada juga suami istri yang menangis dibdepan karyanya yang dipajang di kedai senyum krn belm diambil. Ternyata itu foto anaknya yg sudah meninggal. Karikaturis itu tangible dan un tangible keduanya sejalan seiring saling melengkapi. Keras dalam prinsip namun santun dalam menyampaikan. Mengkritik namun yabg dikritik bisa tersenyum dampaknya mau merubah.

Tunggak jarak mrajak, Tunggak jati mati. Salah satu lukisan pramono di kanvas yang menggambarkan pertempuran raksasa dg ksatria. Mungkin menggambarkan adegan niwata kawaca raja raksasa dg arjuna. Tunggak jarak mewakili orang kecil. Tunggak jati mewakili orang besar atau pejabat. Tunggak itu potongan pohon, pohon jarak yg dipotong akan terus bertumbuh silih berganti. Sedangkan tunggak jati tatkala dipotong akan mati. Lukisan pramono sarat dengan makna menunjukkan raksasa yg besar memegang gada dan dipinggangnya terselip uang 100 ribu. Raksasa itu digambarkan sbg patung dan dilawan ksatria kpk yg kecil namun lincah dg membawa tombak bermata dua. Mungkin menunjukkan kpk sbg penyidik sekaligus penuntutnya. Memberantas korupsi bukan hal gampang namun membutuhkan kesaktian spt arjuna mengalahkan niwatakawaca.

Tak terasa matahari sudah tenggelam. Adzan magrib juga sudah berkumandang kamipun berpamitan untuk pulang. Dengan suka cita kami mendapat berbagai inspirasi dari sang maestro karikatur melepas kami pulang dg lambaian tangan yang riang. Beliau nampak sumringah dan hati gembira. Sehat selalu pak Pram tetap semangat. Beliau mengatakan usia itu hanya angka. Jiwa tetap saja membara dan muda walau raga telah renta.
Spirit nya luar biasa untuk terus berbagi ilmu, jiwa guru yg mau menjadi sahabat ini sesuatu yg luar biasa dari pak pram yg sabar rendah hati kreatif kritis dan memberikan senyuman yg menghibur dan menggembirakan.

Yogyakarta, 1 Agustus 2020

*Brigjen Pol. CDL* – (Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *