HIDUP dan kehidupan manusia memerlukan adanya sesuatu sebagai penyelaras atau harmoni dalam kehidupannya. Penyelaras atau harmoni merupakan suatu jalan tengah atau jembatan untuk berkomunikasi atau mencari solusi untuk mereduksi maupun menyelesaikan suatu konflik sosial. Atau setidaknya sebagai pelepasan kepenatan atau mencegah terjadinya penyimpangan atas kesepakatan2 yg telah dibuat. Penyimpangan sosial yg kontraproduktif memerlukan pencegahan atau menyelesaikannya dlm tataran kemanusiaan atau peradaban.
Pemahaman maupun kesadaran akan kesepakatan2 sosial yg telah dibuat memerlukan adanya transformasi. Pencerdasan kehidupan sosial dapat dilakukan melalui berbagai media komunikasi. Apa yg ditransformasi salah satunya melalui seni. Seni bukan sesuatu hafalan melainkan kemampuan untuk menyalurkan imajinasi dlm pemikiran hati atau jiwa dalam karya suara, nada, cerita, kata, gerak, rupa yg bervariasi. Seni merupakan refleksi peradaban. Semakin tinggi peradaban manusia nilai akan hidup dan kehidupan manusia ditransformasikan dg berbagai cara yg bercita rasa seni.
Hidup tidak sebatas menjalani kehidupan dan menunggu kematian, melainkan ada sesuatu yg diperjuangkan, ditransformasikan bahkan yg diwariskan atau untuk ditradisikan shg lestari dr generasi ke generasi. Dalam kehidupan sosial proses transformasi dapat dilakukan scr perorangan maupun scr kolektif yg menjadi budaya. Kebudayaan dg seni saling kait mengkait berkaitan satu sama lain dlm mengeksploitasi sumber daya maupun pendistribusiannya yg dilakukan scr selektif prioritas. Dengan demikian seni merupakan ikon peradaban.
Implementasi atas pemenuhan kebutuhan hidup untuk dpt bertahan bahkan tumbuh dan berkembang melalui seni dan budaya dibangun suatu rekayasa sosial. Di dalam rekayasa sosial inilah seni budaya memiliki tempat untuk dpt tumbuh berkembang. Rekayasa sosial merupakan refleksi kemampuan mewujudkan dan memelihara keteraturan sosial. Yg tidak sebatas aman tetapi juga ada rasa aman nyaman asri bahkan ngangeni. Mewujudkan rekayasa sosial memerlukan adanya leadership yg kuat yg mampu belajar dan memperbaiki kesalahan di masa lalu, siap di masa kini dan mampu menyiapkqn bagi masa depan yg lebh baik.
Mewujudkan dan memelihara keteraturan sosial melalui rekayasa sosial memerlukan adanya solidaritas sosial untuk scr kolektif bersama sama membangun atas dasar kesadaran tanggung jawab dan disiplin untuk ditaati ditransformasikan dan ditradisikan. Seni sbg komunikasi rasa dalam jiwa dlm imajinasi yg diimplementasikan dlm berbagai hal dlm hidup dan kehidupan. Dari pemenuhan kebutuhan jasmani kebutuhan rohani kebutuhan biologis dan kebutuhan adab semua diolah dan diekspresikan dg adanya cita rasa yg trs menerus dan menjadi tradisi bahkan sbg standar acuannya.
Seni dalam rekayasa sosial menjadi refleksi peradaban yg mjd tradisi bahkan membudaya. Seni sbg saluran ekspresi imajinasi harmonisasi kehidupan sosial merupakan jembatan indra dengan hati bagi semakin manusiawinya manusia. Hidup mjd semakin hidup dan penyelesaian atas penyimpangan sosial maupun konflik sosial dpt dilakukan scr beradab.
*Brigjen Pol. CDL* – (Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri)