Renungan di Hari Bhayangkara ke-74

by
Brigjen Pol. CDL

PADA masa pandemi covid 19 situasi kehidupan sulit dalam jangka waktu yg tdk menentu. Kehidupan warga masyarakat di berbagai lini terdampak, produktifitas dr yg menurun sampai yg minuspun ada. Tatkala produktivitas terhambat maka kehidupan semakin sulit. Berbagai sektor usaha menengah ke bawah tak sedikit yg hrs gulung tikar terutama pd kawasan pariwisata maupun berbagai jasa yg manual.

Kondisi yg sulit ini akan berdampak pd munculnya berbagai potensi konflik. Issue2 provokatif yg kontra produktifpun berhembus. Tatkala daya nalar tergerus dan emosi tak terkendali, design perusakkan sosial akan lbh mudah dilakukan. Apa yg mjd issue di dalam masyarakat seolah diaspora yg muncul di mana mana dan sarat dg primordialisme.

Kekuatan pd komunitas menjaga keteraturan sosial adalah mampu mengatasi provokasi dan menangkal hembusan kebencian. Yg dpt dibangun melalui solidaritas sosial. Untuk saling menjaga saling mengawasi saling menguatkan saling berbagi dan berbela rasa. Hidup dan kehidupan di masa new normal memerlukan spirit bangkit sbg upaya recovary. Hadirnya kekuatan2 sosial dlm kemitraan dan berbagai langkah solusi menjaga keteraturan sosial adalah menemukam apa yg mjd solusi mengatasi pain point atau kesaktian/ kesulitan hidup warga masyarakat. Solusi2 cerdas dibera new normal selain membiasakan hidup dg standar protokol kesehatan adalah jg hidup dlm berbagai cara yg dpt dijalankan scr virtual.

Keteraturan sosial atau kamtibmas di era new normal dpt dibangun dalam komunitas maupun lalu lintas. Pd komunitas ini berbasis kepentingan untuk menghasilkan produksi sedangkan lalu lintas merupak urat nadi pendukung aktivitas yg menghasilkan produksi. Suatu masyarakat dpt bertahan hidup tumbuh dan berkembang bila ada produktifitas yg dihasilkan dr aktivitas yg mobilitasnya melalui lalu lintas. Dengan demikian keamanan dan rasa aman merupakan bagian penting dibangun pd komunitas. Dan mewujudkan lalu lintas yg aman selamat tertib dan lancar.

Pd proses produktifitas tsb ada ancaman hambatan gangguan yg menghambat bahkan mematikan produktifitas tsb. Maka peran dan fungsi polisi melalui pemolisiannya adl bgm mewujudkan dan memelihara keteraturan sosial di dalam komunitas maupun lintas.

Pewujudan dan pemeliharan keteratuan sosial bukan semata mata scr aktual namun jg virtual. Model community policing atau polmas dpt mjd strategi dan filosofi pemolisiannya untuk di lakukan scr proaktif dan problem solving. Membangun kemitraan dan mengutamakan pd pencegahan serta upaya upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dg terjaminnya keteraturan sosial pd lalu lintas maupun komunitas. Selain itu polisi dpt mjd ikon cepat dekat dan bersahat dg warga yg dilayani.

Di era new normal yg merupakan masa digital / era revolusi industri 4.0 model pemolisiannya adalah jg berbasis pd IT atau elektronik yg dibangun dlm sistem2 sinergis yg saling terhubung (on line). Prinsip2 sistem online adalah adanya back office yg dpt berfungsi sbg operation room atau control room sbg pusat k3i ( komunikasi koordinasi komando pengendalian dan informasi ). Yg jg berfungsi sbg call and comand centre.

Di samping itu jg dilengkapi sistem2 aplikasi yg berbasi artificial intellegent maupun net work yg berbasis internet of things. Sistem2 tsb dlm pemolisiannya dpt dikatakan sbg Electronic policing sbg model pemolisian di era digital.

Model penjagaan keteraturan sosial dlm komunitas maupun lalu lintas scr elektronik pd prinsipnya merupakan sistem2 back office aplication maupun network yg salin terhubung yg dpt memonitor memantau berkomunikasi dan informasi serta solusi sbg pelayanan kpd publik. Pelayanan kepolisian kpd publik mencakup : pelayanan keamanan, pelayanan keselamatan, pelayanan hukum, pelayanan administrasi, pelayanan informasi dan pelayanan kemanusiaan. Pd pelayanan 2 tsb pd komunitas maupun lalu lintas di era pandemi covid adalah untuk menyatukan dan mensinergikan seluruh stake holder sbg soft power dlm solidaritas sosial.

Pelayanan kpd publik di era new normal dituntut adanya pelayanan yg prima ( cepat tepat akurat transparan akuntabel informatif dan mudah diakses). Melalui e poling pd komunitas maupun lalu lintas diharapkan segala sesuatu terpantau bahkan mampu menjebatani membantu proses recovery dan penjagaan keteraturan sosial. Era new normal jg banyak issue yg provokatif atau hoax di dlm era poat truth yg berpotensi mwmbodoh2i mengaduk aduk emosi provokasi dan memicu konflik sosial. Melalui e policing sbg jembatan solidaritas sosial akan dpt dikihat dlm algoritmanya yg berupa info grafis, info statistik, info virtual yg real time dan dpt diakses scr on time maupun any time. Prediksi antisipasi dan solusinya dpt dilakukan scr holistik atau sistemik. Melalui siatem2 on line yg berbasis pd big data dan pelayanan prima maka tingkat profesional, kecerdasan, moralitas dan modernitas dpt scr simultan dibangun untuk adanya kepercayaan kpd publik. Keberhasilan polisi dalam pemolisiannya bukan semata mata pd pengungkapan kasus atau perkara melainkan juga mana kala keteraturan sosial / kamtibmas dapat terwujud dan terpelihara. Krn apapun alasan maupun pembenarannya segala sesuatu yg kontraproduktif itu social costnya sangat mahal dan dpt berdampak luas. Keamanan keselamatan ketertiban kelancaran semua demi kemanusiaan krn sumber daya manusia adalah aset utama bangsa yg hrs dijaga dicerdaskan dan trs ditingkatkan kualitas hidupnya.

Selamat hari Bhayangkara ke 74
Kamtibmas Kondusif Masyarakat Semakin Produktif

*Brigjen Pol. CDL* – (Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *