BERITABUANA.CO, JAKARTA – Menko Polhukam, Mahfud MD menyebut, gelaran pemilihan umum (pemilu) era sekarang sudah memenuhi nilai demokrasi.
“Keadaan saat ini jauh berbeda dengan pemilu pada masa Orde Baru,” kata Mahfud saat menghadiri peluncuran Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) Pilkada 2020 yang digelar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Selasa kemarin (24/6/2020).
Sekarang, menurut mantan Ketua MK itu, generasi yang sebaya dengannya atau di bawah sedikit itu paham bahwa ini adalah suatu kemajuan luar biasa.
“Mengapa? Sebab generasi sebelumnya tidak ada pemilu gini,” sebut Mahfud.
Pada era sekarang, tambah dia, penyelenggara pemilu adalah badan yang independen dan mandiri, bukan bawahan presiden, menteri atau siapapun. Sedangkan pada zaman Orde Baru, pengawas memang tetap ada. Tetapi tidak mengawasi jalannya pemilu. Selain itu pengawas diwajibkan untuk memilih partai politik yang berkuasa di pemerintahan.
“Selama 32 tahun pemilu Orde Baru itu pengadilan pemilu hanya terjadi satu kali, yaitu orang melanggar pemilu, dua orang mencoblos dua kali di Jombang. Padahal kecurangan pada waktu itu masif sekali,” tutur Mahfud.
Pada pemilu era kini, masih menurut Mahfud, banyak lembaga survei yang objektif. Lembaga survei bisa memprediksi perolehan suara kandidat jauh hari sebelum pelaksanaan pemungutan suara. Sedangkan pada zaman Orde Baru, tidak ada satupun lembaga survei, dan bahkan tanpa adanya survei, hasil pemilu sudah diketahui.
“Enggak ada survei juga hasilnya udah diketahui setahun sebelumnya. Enggak usah survei, Golkar dapat sekian, PPP sekian,” ujar Mahfud.
Tidak hanya itu, katanya lagi, pada pemilu era sekarang, ada lembaga pemantau yang dapat mengawasi jalannya pemilu. Di era Orde Baru, tidak boleh ada pemantau pemilu.
Dengan keadaan yang ada saat ini, Mahfud mengajak masyarakat untuk selalu bersyukur.
“Ini harus disyukuri sebagai bagian dari demokrasi kita,” tutup Mahfud. (Asim)
