Pengamat : Dari Awal Pemerintah Bingung Menghadapi Covid-19

by
Ujang Komarudin, peneliti dari Universitas Al Azhar Indonesia. (Foto: Jimmy)

BERITABUANA.CO,, JAKARTA – Pengamat politik Ujang Komarudin menilai dari awal memang sudah terlihat pemerintah kebingungan dalam menghadapi pandemi virus corona atau Covid-19. Itu terlihat dalam banyak hal, seperti data corona yang ditutup-tutupi, pernyataan para pejabat yang simpang siur, aturan yang saling bertabrakan dan tumpang tindih, serta bantuan sosial yang bermasalah.

Menjawab beritabuana.co, Sabtu (23/5/2020), pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia ini menandaskan bisa saja pemerintah ingin bekerja keras dalam menyelesaikan corona. Tapi dengan aturan yang dibuatnya sendiri telah membingungkan masyarakat.

“Namun apa ? Corona sampai saat ini belum mereda. Sementara banyak masyarakat yang sudah keluar rumah. Itu karena aturan pemerintah yang melonggarkan PSBB. Mudik dilarang, tapi transportasi publik dibuka. Sama saja ini membuka jalan untuk masyarakat berkerumun di rumah. Dan terbukti di bandara, pasar, dan lain-lain terjadi penumpukan banyak orang,” kata Ujang.

Soal langkah dan kebijakan yang ada, Ujang pun melihat pemerintah juga terlihat seperti kebingungan, pening tujuh keliling. Satu sisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diperketat, disisi lain perekonomian macet dan rakyat banyak yang kelaparan. Namun di sisi lain, di longgarkan penerapan PSBB, maka seperti yang saat ini, penumpukan kerumunan rakyat ada dimana-mana.

“Akhirnya pemerintah meminta rakyat untuk berdamai dengan corona. Rakyat diminta berdampingan dengan corona,” kata Ujang sembari mengingatkan, langkah demikian sebenarnya berbahaya karena bisa menambah banyak korban lagi dan sudah terbukti, kemarin hampir 1000 orang, tepatnya 973 disebut terinfeksi corona.

Karena itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) menegaskan, penanganan atau untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona, kuncinya adalah disiplin diri. Masyarakat hendaknya mengikuti protokol kesehatan.

“Jika rakyat disiplin diri dan mengikuti protokol kesehatan, maka korban corona akan bisa diminimalisir,” imbuhnya.

Sulitnya pencegahan penularan Covid-19 kata Ujang, juga karena publik banyak yang tak taat pada pemerintah. Bisa jadi karena wibawa pemerintah telah jatuh dimata rakyat. Bisa karena kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang tak konsisten dan itu membuat rakyat bingung dan kecewa.

“Makanya muncul tagar “Indonesia Terserah”. Karena rakyat akan menganggap pemerintah tak serius dalam menangani persoalan corona,” kata Ujang.

Menurut dia, hidup di negara ini memang banyak ketidak pastian, termasuk ketidak pastian persoalan corona kapan akan beres.

“Yang pasti, diakhir Ramadhan ini, masyarakat harus menjaga diri masing-masing, berdisiplin diri, serta mentaati protokol kesehataan. Semoga kita semua rakyat Indonesia, dilindungi dari wabah corona. Dan semoga corona segera lenyap dari negeri tercinta ini,” pungkasnya. (Asim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *