“Indonesia 45 Sebuah Mimpi Bersama Pasca Covid 19“

by
Dr Andry Wibowo SIK. MH, MSI

SENGAJA saya menuliskannya dengan Indonesia 45, karena 45 adalah angka yang teramat sakral bagi perjalanan bangsa ini. Menjadi puncak kegemilangan dari spirit kebersamaan sebagai suatu bangsa, dimana kemerdekaan Indonesia diproklamirkan.

Sebagai bangsa yang baru lahir, Indonesia Merdeka bermimpi menjadi bangsa yang masyarakatnya hidup bersatu, rukun, damai dan sejahtera. Republik yang berangkat dari asal kata res publica (untuk kepentingan umum) dibangun dari rakyat dan untuk rakyat tanpa diskriminasi atas dasar apapun juga.

Sebagai negara kepulauan, luas wilayah Indonesia, yang diapit oleh dua benua memiliki nilai strategis. Keanekaragaman sumber daya alam yang dimiliki bumi Indonesia merupakan modal pokok utama yang dapat dikelola demi kemajuan pembangunan. Selain itu, nilai nilai budaya yang diwariskan oleh komunitas adat yang hidup jauh sebelum Indonesia merdeka adalah harta lain yang tak ternilai harganya.

Dalam perjalanannya, untuk mewujudkan cita cita kemerdekaan itu tidaklah semudah yang dibayangkan para pendiri bangsa. Stabilitas nasional pada realitasnya tidak selalu dalam posisi dan kondisi yang linear, situasi ini mengalami pasang surut dengan berbagai faktor pemicu seperti pemberontakan, konflik sosial dan politik, krisis ekonomi, hingga krisis kesehatan yang disebabkan oleh wabah sebagaimana yang terjadi saat ini. Wabah virus corona yang menerjang seluruh dunia, telah memberikan dampak yang serius bagi pilar pilar pembangunan nasional .

Gempuran virus Corona menunjukan begitu rapuhnya sendi sendi sistem pemerintahan demokrasi pasca reformasi 1998. Terjadi berbagai macam persoalan dalam mengintegrasikan perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan program pemerintahan. Daya dukung sistem yang ada, belum dapat menciptakan kesinambungan program antara pemerintah pusat dan daerah.

Ditengah hiruk pikuk penanganan Corona, terjadi banyak diskusi, mengenai berbagai upaya dalam menciptakan perbaikan sistem serta kesiapan Negara dalam menghadapi pandemi. Terlampau panjang jika diurai dalam tulisan singkat ini. Namun, diluar hal hal yang bersifat teknis materiil, satu hal yang dibutuhkan oleh bangsa ini adalah semangat 45 yang kian hari tergerus dan makin ditinggalkan.

Spirit 45 yang ditandai dengan semangat kebersamaan, rela berkorban, pantang menyerah dan berani melawan segala bentuk imperialisme asing lambat laun semakin pudar. Yang terjadi hari ini adalah pragmatisme akut yang menjangkiti seluruh hati anak bangsa. Nilai-nilai kebaikan bertukar dengan keinginan untuk melakukan akumulasi keuntungan dengan prinsip siapa mendapat apa.

Dalam fenomena seperti ini, hadirnya suasana kekeluargaan yang bertumpu pada kebersamaan, gotong royong, yang merupakan ciri khas sistem sosial kita menjadi kerinduan yang dinantikan. Untuk menghadapi badai besar pandemi beserta krisis yang diakibatkannya, tidak cukup hanya dengan bekal anggaran semata.

Diluar persoalan teknis yang memang sangat dibutuhkan, ada juga faktor semangat, daya juang dari seluruh anak bangsa untuk bertahan dan melalui ini secara bersama-sama. Seperti perjuangan memerdekakan Indonesia, yang membutuhkan sikap kerelaan dalam berkorban, dan berjuang hingga titik darah penghabisan.

Semoga kita dapat memerdekakan Indonesia dari Covid 19. Dengan spirit 45 yang menyala nyala kita persiapkan kembali kebangkitan Indonesia menuju 100 tahun Kemerdekaan Indonesia.

*Dr Andry Wibowo SIK. MH, MSI* – (Anggota Polri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *