BERITABUANA.CO, JAKARTA – Perjalanan karier Kombes Pol Suwondo Nainggolan, yang saat ini menjabat Koordinator Staff Pribadi Pimpinan (Koorspripim) Polri terus menanjak ke jenjang lebih tinggi. Sejak 1 Mei, Suwondo, lulusan Akpol 1994 ditunjuk Kapolri Jenderal Idham Azis menjabat Kepala Biro Pembinaan Karier (Karobinkar) Asisten SDM Polri.
Promosi jabatan ini membuat Suwondo perwira berlatar belakang reserse ini berhak menyandang pangkat bintang satu (brigjen). Suwondo memang bukan yang pertama di angkatannya menyandang pangkat bintang, tapi posisi Karobinkar SDM Polri sangat strategis di lingkup Polri.
Buktinya, pejabat sebelumnya Brigjen Dedi Prasetyo, dipromosi menjabat Kapolda Kalteng dengan pangkat bintang dua (irjen). Kiprah Suwondo, sebagai perwira Polri sejak lulus dari Akpol banyak berkutat di bidang reserse.
Suwondo pernah menjabat Kasat Reskrim di Polres Bandung tengah semasa Kapolresnya AKBP Edward Syah Pernong. Kemudian, ia mutasi ke Polda Metro Jaya dan menjabat Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi.
Saat menjabat Kasat Reskrim di Polres Metro Bekasi, Suwondo tampil sangat egaliter, sehingga gampang melakukan under cover. Sering ia naik motor sambil membawa tas ransel di punggung yang berisi laptop.
Pengalaman mengungkap sejumlah kasus kejahatan jalanan (street crime) menjadikan Suwondo, dipromosi menjabat Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat. Kemudian pria kelahiran 27 April 1972 ini dimutasi menjadi Kasubdit l Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Tahun 2014, Suwondo dipromosi menjabat Kapolres Karimun di Kepulauan Riau. Kemudian dipindah menduduki kursi nomor dua di Polresta Barelang. Dari Barelang, pria berdarah Batak ini dipromosi menjabat Kasubdit V Dittipidum Bareskrim Polri. Salah satu prestasinya yang menonjol ketika sebagai Wakil Satgas Pemberantasan Narkoba mengungkap penyelundupan 1,8 ton narkoba di Batam.
Keberhasilan ini menjadikan Suwondo dipromosi memimpin jajaran Dit Narkoba Polda Metro Jaya tahun 2017. Banyak keberhasilan yang dicapai Suwondo, sehingga awal tahun 2019, ia mengikuti pendidikan Sespimti Polri.
Suwondo, memang sangat serius ketika mengikuti Sespimti, sehingga Nastrap (makalah) yang ditulisnya berjudul “Dampak Negatif Investasi Crytocurency di lndonesia” meraih yang terbaik. (nico)
