Polri Garda Terdepan Menjaga Kamtibmas Di Tengah Wabah Covid-19

by
Kapolri Jenderal Pol. Idham Azis.

SALUS POPULI SUPREMA LEX ESTO” (Keselamatan Rakyat Merupakan Hukum Tertinggi). Adagium yang dikemukakan seorang filsuf zaman Romawi, Cicero, akhir-akhir ini sering dipakai sebagai landasan berpikir para pejabat tinggi kita.

Sepertinya, pepatah kuno ini sangat cocok dipakai para pemimpin dalam menghadapi pandemi virus Covid-19. Karena untuk menyelamatkan rakyat berbagai upaya harus dilakukan apa pun resikonya. Adagium ini juga menjadi pedoman Kapolri Jenderal Pol ldham Azis dalam memimpin Polri di masa sulit pandemi corona.

Tugas Kepolisian Republik lndonesia sebagai Pengayom dan Pelindung Masyarakat di tengah wabah Covid-19 pasti sangatlah kompleks. Sebagai aparat penegak hukum Polri menjadi garda terdepan dalam mengamankan wilayah, mengatur lalulintas, mengawal distribusi sembako. Salah satu tugas tambahan yang tak kalah rumitnya adalah mengawal dan mengamankan pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sesuai Keputusan Menkes RI dalam memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sudah dilaksanakan sejak Jumat (10/4/2020) di ibukota Jakarta. Dalam mengawal pelaksanaan PSBB ini, sebagai ujung tombak tentulah Polri yang di-backup TNI dan Satpol PP. Memang, setelah tiga hari pelaksanaan PSBB, masih banyak terdapat pelanggaran di sana sini terkait Social/Physical Distancing, baik di sejumlah angkutan umum, kendaraan pribadi dan Kereta Rel Listrik (KRL).

Bahkan di KRL masih banyak penumpang yang tidak menjaga jarak, terutama di pagi hari. Pemandangan ini terlihat Senin pagi (13/4/2020) terutama di Stasiun Bekasi dan Bogor. Bahkan, saking terbatasnya jumlah KRL yang beroperasi calon penumpang Stasiun Bogor membludak, sehingga sempat terjadi insiden antara penumpang dan petugas KRL yang coba membatasi jumlah penumpang.

Kombes Sambodo, Dirlantas Polda Metro Jaya

Ekses-ekses dari pelaksanaan PSSB ini seharusnya segera mendapat evaluasi dari aparat gabungan untuk dicari jalan keluarnya. Salah satu kendala lain yang dihadapi dalam PSBB, yaitu pengamanan di sejumlah pasar tradisional. Masyarakat masih sulit menerapkan Social/ Physical Distancing, walaupun pedagang hampir semuanya sudah menerapkan disiplin menjaga jarak dan melindungi diri dengan masker. Untuk mengatasi ini diperlukan patroli gabungan untuk memberikan guidance agar mereka bisa mengikuti protokol pelaksanaan PSBB di Jakarta.

Memang, dalam menunjang pelaksanaan PSBB di Jakarta, tampaknya pihak kepolisian belum menerapkan sanksi tegas. Sikap persuasif dalam menumbuhkan kesadaran yang dikedepankan aparat, dalam menghadapi masyarakat yang sedang panik dan ketakutan akibat pandemi ini. Bahkan, Ditlantas Polda Metro Jaya untuk meringankan beban masyarakat terdampak Virus Corona, memberikan bantuan 25 ton beras.

“Kami ingin membantu masyarakat yang terdampak akibat Covid-19 ini. Kami tahu akibat virus ini perekonomian terganggu. Ini bentuk kepedulian kami,” ungkap Kombes Sambodo Purnomo ketika secara simbolis membagikan beras di Polda Metro Jaya, pekan lalu.

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo

Di samping mengawal pelaksanaan PSBB, tugas polisi juga tetap memburu penjahat. Terbukti pekan lalu Ditkrimum PMJ dan Polres Depok berhasil mengungkap komplotan perampok sadis yang menewaskan seorang pedagang kelontong dan melukai sejumlah pedagang lainnya. Dua di antara 8 anggota perampok tewas didor. Komplotan perampok ada yang memanfaatkan situasi lengang Jakarta, ketika mereka merampok toko emas di Jakarta Barat. Tapi polisi tak terpengaruh dengan situasi ini. Tiga anggota perampok ini juga tewas ditembak dalam penyergapan. Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Aryo Seto, mengaku tetap akan mengamankan wilayah Jakarta dan sekitarnya dari aksi-aksi begal yang meresahkan masyarakat di tengah situasi pandemi ini.

Situasi seperti di Jakarta, pekan ini akan berlanjut di kota-kota penyanggah Jakarta. Pelaksanaan PSBB, Rabu (15/4) besok akan berlangsung di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Depok, Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Selanjutnya akan disusul Kota Tangerang, Kota Tangsel dan Kabupaten Tangerang. Tugas kepolisian di wilayah-wilayah penyanggah ibukota ini tentulah akan lebih kompleks, karena trend kejahatan jelang bulan Ramadhan setiap tahun meningkat, apalagi kondisi ekonomi masyarakat dalam beberapa minggu ke depan menuju titik nadir.

Tugas Kepolisian di tengah pandemi Covid -19 memang dibutuhkan dedikasi dan kesabaran yang tinggi. Apalagi sebagai manusia biasa polisi juga harus waspada terhadap keselamatan diri dan keluarganya dari ancaman virus corona. Tapi di sisi lain mereka dibutuhkan negara untuk tetap menjaga Kamtibmas.

Kapolri Jenderal Pol Idham Azis sendiri menekankan kepada seluruh jajarannya untuk menitikberatkan pengawalan angkutan logistik terutama distribusi sembako dalam menghadapi pandemi Covid-19. Selain itu, tindakan persuasif dan humanis didahulukan dalam penegakan hukum terkait PSBB.

“Masyarakat yang sedang panik harus diayomi. Memang perlu kesabaran yang tinggi bagi setiap anggota Polri,” ujar Idham. (nico karundeng)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *