PDAM Tirta Lontar Beri Amnesti Pembayaran Tunggakan Hingga 50 Persen

by
Direktur PDAM Tirta Lontar Kabupaten Kupang, Yoyarib Mau

BERITABUANA.CO, KUPANG – PDAM Tirta Lontar Kabupaten Kupang memberikan Amnesti kepada pelanggan, yang menunggak pembayaran rekening air lebih dari satu tahun, dengan besaran antara 50-70 Persen.

“Yang kita beri amnesti hanya pelanggan rumah tangga bukan bisnis atau niaga,” jelas Direktur PDAM Tirta Lontar, Yoyarib Mau di ruang kerjanya, Kamis (12/3/2020).

Dikatakan Yoyarib Mau, pelanggan busa memperoleh amnesti hingga 50 Persen, tetapi bila kondisi ekonomi pelanggan masuk sesuai indikator-indikator tertentu, bisa saja mendapat keringanan hingga 70 Persen.

“Tujuan kita untuk memberikan amnesti atau keringanan ini, tidak lain untuk hidupkan kembali pelanggan-pelanggan yang sudah lama tidak menggunakan layanan PDAM Tirta Lontar ini,” papar Yoyarib Mau.

Diakui Yoyarib Mau, pelanggan yang tidak membayar rekening air hingga tiga bulan berturut-turut, otomatis dilakukan pemutusan sehingga tidak mendapatkan pelayanan lagi.
“Kita terpaksa memberikan sanksi tersebut, agar piutang tidak menumpuk, karena berimbas pada kita juga,” jelasnya.

Tingginya piutang PDAM Tirta Lontar ini, tegas Yoyarib Mau, karena adanya pembiaran selama ini kepada pelanggan yang menunggak.

Pada kesempatan yang sama, Yoyarib Mau juga mengungkapkan bahwa PDAM Tirta Lontar tidak bisa lagi membangun jaringan baru, tetapi hanya bisa menyambungkan saja untuk bisa mendapatkan pelanggan baru.

“Kita ada di Kota Kupang, jadi tidak bisa membangun jaringan baru. Tapi kalau ada perumahan yang dilewati jaringan kita, dan dia mau jadi pelanggan baru bisa dilayani,” ungkapnya.

Keberadaan kantor PDAM Tirta Lontar yang masih berada di wilayah Kota Kupang, tandas Yoyarib Mau, maka hanya memelihara apa yang ada, misalnya menangani pipa yang kropos dan bocor.

“Seperti di depan Gereja Koinonia, pipanya dibangun sejak Kota masih bagian dari kabupaten Kupang, dan saat sudah keropos dan berada pada kedalaman lebih dari 2 meter, mengingat timbunan jalan semakin lama semakin tinggi, sehingga sulit terdeteksi,” tambahnya.

Akibatnya, lanjut Yoyarib Mau, pelanggan sulit mendapat layanan air di wilayah yang dilalui pipa tersebut, karena pipanya keropos atau bocor.

“Selama belum ada bantuan dari pusat untuk bangun infrastruktur, maka kami perbaiki sendiri pipa-pipa yang keropos dan bocor tersebut,” ujar Yoyarib Mau. (iir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *